Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan menilai bahwa industri perikanan tangkap masih memiliki momentum yang besar untuk memberikan kesejahteraan nelayan dan perekonomian nasional.

"Untuk perikanan tangkap kita memiliki momentum yang bisa memberikan kesejahteraan kepada nelayan, masyarakat serta pelaku usaha," ujar Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP, M. Zulficar Mochtar di Jakarta, Rabu.

Saat ini, ia mengemukakan, produksi perikanan tangkap nasional sekitar 8 juta ton per tahun, masih lebih rendah dari potensi yang perlu dicapai, yakni sebesar 12,5 juta ton per tahun.

"Artinya ada gap yang belum kita manfaatkan dari delapan juta ton. Artinya momentum perikanan tangkap kita sangat luar biasa juga untuk perekonomian," ucapnya.

Maka itu, lanjut dia, tata kelola perizinan di sektor kelautan dan perikanan harus lebih diperkuat untuk menjaga kedaulatan.

"Saat ini tata kelola sudah terbentuk, namun tetap harus diperkuat dan melindungi nelayan lokal," katanya.

Maka itu, ia mengatakan, harus ada tata kelola yang ketat untuk kapal asing maupun investasi asing di sektor kelautan dan perikanan agar keberlangsungan ekonomi di sektor itu tetap terjaga.

"Kalau kapal asing atau investasi asing masuk tanpa kontrol dan melakukan upaya di Indonesia secara masif, itu dapat berpotensi mengganggu kelautan dan perikanan kita. Karena kapal asing pasti memiliki ukuran dengan skala yang besar, ini perlu menjadi pertimbangan kita untuk tata kelola agar berkelanjutan ke depan," katanya.

Ia mengakui untuk memanfaatkan momentum industri perikanan tangkap, Indonesia membutuhkan investasi yang besar

"Namun kita juga tidak ingin asing menjadi bablas melakukan eksploitasi di dalam negeri, maka itu instrumen terkait perizinan dan rencana pengelolaan mutlak harus kita kawal bersama," ujarnya.


Baca juga: KKP catat prognosa perikanan 1,67 juta ton, aman sampai Juni

Baca juga: KKP: Kemudahan perizinan dorong gairah usaha perikanan tangkap

Baca juga: Kiara: Perikanan tangkap jangan sampai dibuka untuk asing