Jakarta (ANTARA News) - Popularitas Boediono di masyarakat terus meningkat dari 25 persen menjadi 73 persen dalam 50 hari terakhir, ujar Syaiful Mujani, di Jakarta, Rabu.

Menurut Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), popularitas tersebut umumnya positif (suka) kepada Boediono.

Sedangkan kesukaan publik terhadap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sedikit menurun, dan pada Jusuf Kalla (JK) sedikit naik, namun demikian posisi SBY masih tetap di atas.

Sebagai pendatang baru, Boediono mengalami lonjakan popularitas dalam tempo hanya satu bulan saja.

"SBY dan Boediono adalah dua tokoh paling disukai," kata Syaiful menjelaskan.

Ia menambahkan pola di atas menunjukkan SBY-Boediono unggul jauh meskipun mulai menurun, dan JK-Wiranto naik meskipun masih jauh di bawah pasangan tersebut.

Berdasarkan survei opini publik nasional dengan populasi semua penduduk Indonesia yang punya hak pilih, sampel asal sebanyak 2.000 dipilih dengan teknik multistage random sampling dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Dari enam orang tokoh (tiga pasangan) capres dan cawapres, SBY-Boediono, Megawati Soekarnoputri (Mega)-Prabowo dan JK-Wiranto, maka popularitas Boediono saat ditetapkan sebagai wakil SBY sekitar 25 persen pada 30 Mei naik menjadi 66 persen dan 20 Juni menjadi 73 persen.

Sedangkan popularitas SBY bulan Mei sebesar 98 persen, 20 Juni sebesar 99 persen, Mega bulan Mei sebesar 98 persen dan 20 Juni sebesar 97 persen, JK Mei sebesar 95 persen dan 20 Juni sebesar 95 persen, Wiranto Mei sebesar 88 persen dan 20 Juni sebesar 89 persen dan Prabowo Mei sebesar 87 persen dan 20 Juni jadi 88 persen.

Syaiful menambahkan, popularitas tokoh-tokoh tersebut masuk kategori positif atau negatif, suka atau tidak suka pada calon presiden dan wakil presiden.

Dengan populasritas tersebut tiak menutup kemungkinan berpengaruh terhadap pemilihan capres dan cawapres pada 8 Juli mendatang, mengingat pasangan SBY-Boediono memperoleh elaktabilitas di atas 60 persen.(*)