Jakarta (ANTARA) - Atletik Dunia mengumumkan pada Selasa bahwa mereka akan mengucurkan dana 500.000 dolar AS (sekitar Rp8 miliar) melalui Yayasan Atletik Internasional (IAF) untuk membantu atlet yang mengalami kesulitan finansial akibat pandemi COVID-19.

Presiden Atletik Dunia Sebastian Coe mengatakan, penangguhan kompetisi telah membuat para atlet profesional kehilangan pendapatannya.

Oleh karena itu, pihaknya akan memimpin sebuah kelompok kerja multiregional yang bertugas menilai permohonan bantuan yang diajukan melalui enam Area Asosiasi Atletik Dunia.

Baca juga: Atletik Dunia tangguhkan kualifikasi Olimpiade sampai Desember

Pertemuan kelompok kerja itu akan diadakan pekan ini, bertujuan menetapkan proses pemberian dana hibah kepada atlet sekaligus mencari cara untuk mengumpulkan dana tambahan.

"Saya selalu berhubungan dengan para atlet di seluruh dunia dan saya tahu bahwa banyak dari mereka yang mengalami kesulitan keuangan akibat dari banyaknya kompetisi yang dibatalkan dalam dua bulan terakhir," kaya Coe dalam keterangan resminya seperti dikutip Reuters, Selasa.

IAF didirikan oleh Badan Atletik Dunia (IAAF) pada 1986 di bawah pimpinan Primo Nebiolo. IAF memiliki misi utama membantu pendanaan, termasuk kegiatan amal yang melibatkan atletik.

Baca juga: Pelari Inggris Desiree Henry utamakan kesehatan ketimbang Olimpiade

Di bawah pimpinan Presiden Kehormatan Pangeran Albert II dari Monako saat ini, IAF telah mengalokasikan anggaran 2020 dan 2021 untuk membantu atlet yang membutuhkan.

"Atlet profesional kami mengandalkan uang hadiah sebagai bagian dari pendapatan mereka. Kami sadar bahwa kompetisi sangat dipengaruhi oleh pandemi," ujarnya.

Coe berharap kompetisi bisa kembali bergulir setidaknya pada akhir tahun ini.

Baca juga: Corona masih mengganas, kejuaraan atletik Eropa dibatalkan
Baca juga: PB PASI siapkan program efisiensi dana pelatnas
Baca juga: Penyelenggara kegiatan olahraga diberi pedoman cegah COVID-19