Baghdad (ANTARA News/AFP) - Duapuluh-tujuh orang tewas dalam gelombang serangan di Irak, Senin, hanya beberapa hari menjelang penarikan pasukan AS dari kota-kota di negara itu, kata sejumlah pejabat keamanan.

Tujuhpuluh-enam orang juga cedera dalam serangan-serangan itu, yang terjadi di Baghdad dan daerah-daerah bergolak lain di Irak.

Sejumlah pejabat keamanan dan rumah sakit mengatakan, korban tewas mencakup lima prajurit Irak, dua polisi, tiga mahasiswa universitas yang sedang dalam perjalanan mengikuti ujian akhir, dan seorang anak berusia empat tahun.

Dalam satu serangan tunggal mematikan, tujuh orang tewas dalam ledakan bom mobil yang ditujukan pada kantor pemerintah daerah di Abu Ghraib, sebuah kota di pinggiran barat Baghdad yang terkenal karena skandal 2006 terkait dengan penyiksaan tahanan oleh pihak berwenang AS yang memenjarakan mereka.

Serangan itu juga mencederai 16 orang, tremasuk tiga prajurit Amerika.

Kota yang berpenduduk mayoritas Arab Sunni itu dulu menjadi benteng Al-Qaeda, namun jaringan jihadis itu kemudian dipukul oleh kelompok-kelompok Sunni yang bersekutu dengan pasukan AS dan pemerintah Irak.

Di daerah kumuh Syiah Kota Sadr di Baghdad, ledakan bom pinggir jalan menyerang sebuah minibus, menewaskan tiga mahasiswa yang sedang dalam perjalanan untuk mengikuti ujian.

Duabelas mahasiswa lain dan supir cedera dalam pemboman itu, yang terjadi pada jam sibuk pagi hari.

Di provinsi Diyala, salah satu daerah paling berbahaya di Irak, tiga prajurit Irak tewas dalam ledakan bom pinggir jalan yang menyerang patroli mereka di sebelah timur ibukota provinsi itu, Baquba, kata seorang pejabat militer.

Dan di Khaless, juga di provinsi Diyala sebelah timurlaut Baghdad, seorang mantan anggota Al-Qaeda yang belum lama ini dibebaskan dari penjara AS di Kamp Bucca dibunuh, kata pejabat itu.

Seorang wanita dan anaknya yang berusia empat tahun termasuk diantara tiga orang yang tewas ketika sebuah bom yang ditujukan pada patroli polisi meledak di dekat sebuah pasar di Shaab di Baghdad timurlaut, kata beberapa pejabat rumah sakit. Sebanyak 30 orang lain terluka.

Polisi melakukan peledakan terkendali terhadap sebuah bom lain yang ditemukan di daerah yang sama tak lama kemudian.

Di daerah komersial Karrada di pusat ibukota Irak itu, lima orang tewas dan 20 lain cedera dalam ledakan bom mobil.

Dua prajurit Irak yang sedang berpatroli tewas ditembak oleh gerilyawan di kota bergolak Mosul, Irak utara, sementara dua polisi juga ditembak mati di sebuah pos pemeriksan di pusat kota tersebut.

Dalam insiden terpisah, seorang warga sipil ditembak mati di Mosul pusat oleh orang-orang bersenjata.

Rangkaian pembunuhan itu merupakan serangan-serangan mematikan terakhir menjelang penarikan pasukan AS dari kota-kota Irak pada 30 Juni.

Kekerasan menurun secara berarti di Irak dalam beberapa bulan ini, dan Mei merupakan bulan dengan kematian paling rendah sejak invasi pimpinan AS ke Irak pada 2003. Namun, serangan-serangan tetap terjadi, khususnya di Baghdad dan Mosul, Irak utara.

Perdana Menteri Nuri al-Maliki memperingatkan bulan ini bahwa gerilyawan dan milisi mungkin meningkatkan serangan mereka pada pekan-pekan mendatang dalam upaya merongrong kepercayaan masyarakat pada pasukan keamanan Irak.

Dalam serangan paling mematikan dalam 16 bulan, 72 orang tewas Sabtu dalam pemboman truk di kota Taza Kharmatu yang berpenduduk mayoritas Syiah di dekat kota minyak Kirkuk, Irak utara.

Gerilyawan juga menembak mati sembilan polisi di Baghdad dan Mosul, dua kota paling padat di Irak, pada Sabtu dan Minggu.(*)