Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore akhirnya terkoreksi, sekaligus mengakhiri momentum penguatan rupiah yang terjadi hampir sepekan terakhir.

Rupiah ditutup melemah 60 poin atau 0,39 persen menjadi Rp15.445 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.385 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa, mengatakan pasar yang masih mengkhawatirkan pelemahan ekonomi karena wabah COVID-19 dan penurunan kembali harga minyak mentah menjadi sentimen yang dominan meski sentimen global juga positif.

"Padahal global sentimennya agak positif. Tadi IHSG juga dilaporkan positif tapi ada net sell asing sebesar Rp1 triliun. Mungkin itu yang membebani rupiah," ujar Ariston.

Baca juga: IHSG Selasa sore mendarat di zona hijau, terkerek sentimen eksternal

IHSG ditutup menguat 16,41 poin atau 0,36 persen ke posisi 4.529,55. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 1,4 poin atau 0,21 persen menjadi 671,17.

Meski positif, penutupan IHSG diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp1,1 triliun.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah di posisi Rp15.405 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp15.405 per dolar AS hingga Rp15.489 per dolar AS.

Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp15.488 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp15.591 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah terpuruk di tengah silih bergantinya sentimen eksternal