Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menekankan manajemen pengelolaan beras menjadi kunci bagi mitigasi dan antisipasi krisis pangan di tengah pandemi COVID-19.

"Manajemen pengelolaan beras dalam negeri menjadi kunci penting bagi antisipasi dan mitigasi bagi krisis pangan yang beberapa bulan terakhir disampaikan FAO," ujar Presiden dalam pengantar Rapat Terbatas "Lanjutan Pembahasan Antisipasi Kebutuhan Bahan Pokok" melalui video conference dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa.

Presiden meminta jajarannya melakukan kalkulasi dan menghitung secara detail mengenai ketersediaan stok beras, dengan memperhitungkan stok di masyarakat, penggilingan, gudang dan di Bulog.

"Dan kita harap puncak panen raya di April ini. Produksi beras kita, kemarin saya mendapat laporan bisa mencapai 5,62 juta ton, ini sangat bagus," jelas Presiden.

Presiden meminta Bulog tetap membeli gabah petani dengan insentif harga yang layak dan fleksibilitas memadai.

Presiden juga meminta jajarannya menghitung kemungkinan terjadinya kemarau panjang di 2020.

Menurut Presiden, meskipun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi tidak ada cuaca ekstrim, namun tetap harus diwaspadai terutama yang berkaitan dengan ketersediaan beras nasional.

Baca juga: Mentan pastikan stok beras aman selama hadapi COVID-19
Baca juga: Presiden Jokowi perintahkan hitung cermat ketersedian beras