Jakarta (ANTARA News) - Presiden terpilih hasil pemilu presiden 8 Juli 2009 mendatang kata Presiden Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), Rekso Silaban, harus memiliki komitmen yang jelas pada perbaikan nasib buruh.
"Kami berharap, presiden terpilih memiliki komitmen yang jelas terhadap nasib buruh," ungkap Rekso Silaban kepada ANTARA di Jakarta, kemarin.
Ia mengaku, walaupun visi dan misi ketiga capres sudah menyinggung ke masalah buruh, namun belum satu pun capres yang secara spesifik menyinggung masalah kesejahteraan buruh.
"Kami melihat, masalah buruh sudah menjadi salah satu perhatian pada visi dan misi capres, tetapi tidak secara khusus ditegaskan mengenai nasib buruh itu sendiri," katanya.
Buruh sangat mengharapkan adanya ketegasan mengenai perlindungan masa depan (asuransi), kesejahteraan serta masalah buruh kontrak, katanya.
"Respon dan komitmen ketiga capres terkait buruh kontrak yang sangat dinantikan buruh saat ini. Namun, kami belum melihat adanya ketegasan itu pada visi misi capres," ungkap Rekso Silaban yang juga menjabat Komisaris PT Jamsostek tersebut.
Selain nasib buruh, Presiden KSBSI itu juga menilai, capres harus memiliki komitmen tegas untuk menekan angka pengangguran di Indonesia.
"Capres harus memiliki target lima tahun ke depan yang bisa dicapai untuk menekan angka pengangguran. Jadi, jika terpilih sebagai presiden, sudah ada indikator kuantitif terhadap penurunan angka pengangguran itu," ujarnya.
KSBSI, kata Rekso Silaban tetap memberikan kebebasan kepada buruh untuk menyalurkan hak pilihnya dengan memilih calon presiden yang dianggap memiliki komitmen terhadap kesejahteraan buruh.
"Kami (KSBSI) bukan lembaga politik dan tidak akan terjun ke dalam politik praktis. Namun, kami tetap mengarahkan mereka agar tetap menggunakan hakk pilihnya dengan memberikan kebebasan kepada buruh memilih calon presiden yang mereka anggap punya komitmen terhadap kesejahteraan buruh," ujar Rekso Silaban.
Jumlah buruh saat ini lanjut Presiden KSBSI itu mencapai 102 juta orang, 68 juta di antaranya bekerja pada sektor informal.
"Potensi suara buruh pada pilpres 2009 sangat besar, tinggal bagaimana capres bisa menarik dukungan kepada mereka," kata Presiden KSBSI tersebut.(*)
Presiden Terpilih Harus Peduli Nasib Buruh
22 Juni 2009 06:40 WIB
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
Tags: