Perlonggar pembatasan, Yordania buka kembali aktivitas bisnis
28 April 2020 11:45 WIB
Seorang dokter Yordania berdiri di pintu masuk salah satu klinik mobil yang beroperasi sebagai inisiatif yang diluncurkan dengan tujuan menyediakan layanan medis lapangan untuk warga Yordan, di tengah kekhawatiran akan penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Amman, Yordania, Senin (30/3/2020). Foto diambil tanggal 30 Maret 2020. (REUTERS/MUHAMMAD HAMED)
Amman (ANTARA) - Yordania memperlonggar pembatasan yang bertujuan menahan penyebaran virus corona dengan membuka kembali lebih banyak aktivitas bisnis untuk membantu percepatan ekonomi.
Saat ini, warga ibukota dapat mengendarai kendaraan pribadi mulai pukul 08.00 sampai 18.00 waktu setempat.
Sebelumnya pemerintah memberlakukan jam malam secara nasional selama 40 hari yang memerintahkan 10 juta penduduk negara itu untuk tinggal di rumah.
Angkutan umum dan layanan taksi juga akan kembali beroperasi dengan pembatasan penumpang dan kewajiban pemakaian masker wajah dan sarung tangan, ujar juru bicara pemerintah Amjad Adailah.
Perlonggaran pembatasan di ibukota mengikuti langkah serupa yang diterapkan pekan lalu di Yordania selatan, termasuk kota pelabuhan Laut Merah Aqaba.
Pemerintah memberlakukan jam malam tidak lama setelah raja memberlakukan undang-undang darurat yang melumpuhkan kehidupan sehari-hari, dan memerintahkan toko-toko dan perusahaan untuk menutup, menyebabkan pekerja harian tidak mendapatkan upah.
Menteri Perdagangan dan Industri Tariq Hammouri mengatakan, tukang cukur, salon kecantikan, jasa cuci baju, serta toko kosmetik dapat kembali beroperasi saat ini.
Toko pakaian, toko bunga, hingga, toko furnitur juga dapat beroperasi kembali.
"Kami berharap dapat memperlonggar langkah-langkah pembatasan seiring menyurutnya ancaman virus corona," ujar Hammouri.
Perdana Menteri Omar al Razzaz dipuji atas langkah cepatnya untuk menahan pandemi COVID-19.
Namun langkah tersebut dikritik oleh para pelaku ekonomi karena sangat berdampak kepada aktivitas ekonomi.
Pemerintah telah melakukan lebih dari 60.000 tes dan mendeteksi 449 kasus, banyak di antaranya telah pulih. Sementara itu terdapat tujuh kematian akibat COVID-19.
"Tugas kami sekarang adalah untuk menghidupkan kembali aktivitas ekonomi dan kesehatan kami. Kami dapat melakukan itu," kata Menteri Kesehatan Saad Jaber.
Namun kantor-kantor pemerintah, sekolah dan universitas akan tetap tutup sampai bulan puasa Ramadhan berakhir yaitu pada tanggal 23 Mei.
Bandara dan perbatasan negara itu masih tertutup untuk lalu lintas penumpang.
Ekonomi Yordania merosot akibat sektor pariwisata, sumber utama pemerintah meraup mata uang asing, terpukul karena gangguan perjalanan global.
Perlonggaran pembatasan yang diberlakukan saat ini membuat perusahaan konstruksi dan banyak perusahaan lainnya di luar obat-obatan, pupuk, dan sektor pertanian tetap beroperasi tetapi dengan pembatasan jumlah staf yang bekerja.
Sumber : Reuters
Baca juga: Ilmuwan Prancis uji teori penggunaan nikotin untuk obati COVID-19
Baca juga: Trump salahkan China atas penyebaran virus corona
Saat ini, warga ibukota dapat mengendarai kendaraan pribadi mulai pukul 08.00 sampai 18.00 waktu setempat.
Sebelumnya pemerintah memberlakukan jam malam secara nasional selama 40 hari yang memerintahkan 10 juta penduduk negara itu untuk tinggal di rumah.
Angkutan umum dan layanan taksi juga akan kembali beroperasi dengan pembatasan penumpang dan kewajiban pemakaian masker wajah dan sarung tangan, ujar juru bicara pemerintah Amjad Adailah.
Perlonggaran pembatasan di ibukota mengikuti langkah serupa yang diterapkan pekan lalu di Yordania selatan, termasuk kota pelabuhan Laut Merah Aqaba.
Pemerintah memberlakukan jam malam tidak lama setelah raja memberlakukan undang-undang darurat yang melumpuhkan kehidupan sehari-hari, dan memerintahkan toko-toko dan perusahaan untuk menutup, menyebabkan pekerja harian tidak mendapatkan upah.
Menteri Perdagangan dan Industri Tariq Hammouri mengatakan, tukang cukur, salon kecantikan, jasa cuci baju, serta toko kosmetik dapat kembali beroperasi saat ini.
Toko pakaian, toko bunga, hingga, toko furnitur juga dapat beroperasi kembali.
"Kami berharap dapat memperlonggar langkah-langkah pembatasan seiring menyurutnya ancaman virus corona," ujar Hammouri.
Perdana Menteri Omar al Razzaz dipuji atas langkah cepatnya untuk menahan pandemi COVID-19.
Namun langkah tersebut dikritik oleh para pelaku ekonomi karena sangat berdampak kepada aktivitas ekonomi.
Pemerintah telah melakukan lebih dari 60.000 tes dan mendeteksi 449 kasus, banyak di antaranya telah pulih. Sementara itu terdapat tujuh kematian akibat COVID-19.
"Tugas kami sekarang adalah untuk menghidupkan kembali aktivitas ekonomi dan kesehatan kami. Kami dapat melakukan itu," kata Menteri Kesehatan Saad Jaber.
Namun kantor-kantor pemerintah, sekolah dan universitas akan tetap tutup sampai bulan puasa Ramadhan berakhir yaitu pada tanggal 23 Mei.
Bandara dan perbatasan negara itu masih tertutup untuk lalu lintas penumpang.
Ekonomi Yordania merosot akibat sektor pariwisata, sumber utama pemerintah meraup mata uang asing, terpukul karena gangguan perjalanan global.
Perlonggaran pembatasan yang diberlakukan saat ini membuat perusahaan konstruksi dan banyak perusahaan lainnya di luar obat-obatan, pupuk, dan sektor pertanian tetap beroperasi tetapi dengan pembatasan jumlah staf yang bekerja.
Sumber : Reuters
Baca juga: Ilmuwan Prancis uji teori penggunaan nikotin untuk obati COVID-19
Baca juga: Trump salahkan China atas penyebaran virus corona
Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020
Tags: