London (ANTARA) - Saham-saham Inggris bergabung dengan reli global pada perdagangan Senin (27/4/2020), karena pasar didorong oleh tanda-tanda bahwa penguncian (lockdown) di banyak negara akan diperlonggar untuk menghidupkan kembali perekonomian.

Saham-saham Inggris menguat pada perdagangan Senin (27/4/2020), dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London naik 1,64 persen atau 94,56 poin, menjadi ditutup di 5.846,79 poin.

Baca juga: Bursa saham Inggris merosot tajam, setelah naik 2 hari beruntun

Indeks FTSE 100 turun 1,28 persen atau 74,38 poin menjadi 5.752,23 poin pada akhir perdagangan Jumat (24/4/2020), setelah selama dua hari berturut-turut menikmati keuntungan.

Dikutip dari Xinhua, Carnival, operator kapal pesiar Inggris-Amerika yang pernah terpukul oleh wabah virus corona, melonjak 8,62 persen, pemenang tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan atau blue chips.

Diikuti oleh saham perusahaan rental peralatan industri Inggris Ashtead Group yang terangkat 8,47 persen, serta kelompok perusahaan jaringan hotel InterContinental Hotels Group meningkat dan 7,11 persen.

Sementara itu, Berkeley Group Holdings, pengembang properti Inggris, adalah pemain terburuk (top loser) di antara saham-saham unggulan, dengan nilai sahamnya kehilangan 3,99 persen.

Disusul oleh Persimmon, sebuah perusahaan pembangunan rumah Inggris, yang merosot 2,87 persen, serta Pennon Group, sebuah perusahaan infrastruktur utilitas lingkungan, turun 2,50 persen.

Rencana akan mempercepat pembukaan kembali penguncian bagian-bagian di seluruh dunia tampak bermunculan, dan hotspot Eropa seperti Italia, Spanyol dan Jerman juga berencana membuka kembali sebagian atau akan melakukannya minggu ini, Jeffrey Halley dari perusahaan perdagangan Oanda seperti dikutip oleh surat kabar The Guardian mengatakan.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kembali bekerja di Downing Street pada Senin (27/4/2020) setelah pulih dari COVID-19.

Menghadapi kekhawatiran yang berkembang tentang dampak ekonomi dari penguncian, Johnson mendesak orang untuk tidak kehilangan kesabaran dengan penguncian itu, karena mengakhirinya terlalu cepat tidak hanya dapat menyebabkan gelombang baru infeksi dan kematian tetapi juga bencana ekonomi.

Baca juga: Saham Jerman melonjak, indeks DAX 30 melambung 3,13 persen
Baca juga: Saham Prancis berakhir naik tajam, indeks CAC 40 terangkat 2,55 persen