Majelis Adat Dayak imbau pesta panen padi ditiadakan cegah COVID-19
Dokumen: Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji (ketiga kanan) bersama Pangdam XII/Tanjungpura Mayor Jenderal TNI Herman Asaribab (kanan) dan Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) Cornelis (ketiga kiri) dan Staf khusus presiden Lennys Kogoya (kiri) mengepalkan tangan saat membuka Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-34 di Rumah Radakng Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (20/5/2019). Dalam PGD yang digelar masyarakat Dayak sebagai bentuk rasa syukur kepada Jubata (Tuhan) atas hasil panen tersebut juga diserukan untuk mendoakan Indonesia agar senantiasa damai dan bersatu. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/hp.
"Saat ini kita mengalami bencana nasional dalam menghadapi wabah COVID-19 yang berjangkit begitu cepat dari manusia yang satu ke manusia yang lain," kata Cornelis yang juga Anggota Komisi II DPR RI di Ngabang, Senin.
"Jadi saya harapkan masyarakat kita menaati apa yang sudah menjadi anjuran pemerintah yang telah ditetapkan seperti tinggal di rumah, tidak mengumpulkan orang banyak dan pada saat ini masyarakat tidak melaksanakan gawai-gawai saat wabah COVID-19 ini belum selesai," lanjut Cornelis.
Baca juga: Suku Dayak Iban di batas negeri gelar ritual adat terkait COVID - 19
Dia mengatakan, menurut penjelasan Menteri Dalam Negeri pada saat Rapat Dengar Pendapat (RPD) bersama KPU, DKPP, Panwaslu beberapa waktu yang lalu ada 208 Negara yang terjangkit oleh COVID-19.
"Presiden RI telah memperkirakan wabah ini akan mereda pada akhir tahun ini, supaya jangan berkelanjutan penyebarannya ini atau masyarakat yang terjangkit, sekali lagi saya anjurkan untuk melaksanakan anjuran pemerintah dalam rangka memutus mata rantai penyebaran COVID-19 ini," tuturnya.
Cornelis berharap masyarakat adat Dayak bisa menahan diri, tidak melaksanakan gawai-gawai atau pesta, jika memang sudah terjadwalkan mohon ditunda terlebih dahulu, serta tidak pergi ke daerah-daerah yang rawan, selain dari pada itu masyarakat yang datang dari daerah-daerah rawan atau zona merah segera melaporkan diri kepada Posko Penanganan COVID-19 baik posko di desa, kecamatan ataupun kabupaten.
Baca juga: Pemuda dayak Bengkayang bagikan 1.000 masker kepada masyarakat
"Karena situasi ini kita tidak tau kapan berakhirnya, apalagi sekarang ada tanda-tanda atau orang tanpa gejala (OTG) tertular COVID-19, hal ini yang membuat pemerintah sulit untuk menanganinya, sehingga kita tidak perlu pergi ke daerah-daerah yang rawan atau zona merah dan termasuk tidak melaksanakan gawai," katanya.
Ia juga mengatakan pemimpin-pemimpin kita baik dari ketua RT, Kadus, Kades, Camat, Kepala Daerah di semua tingkatan dan Presiden atau pun Kepala Negara di seluruh dunia ini sulit dalam menghadapi situasi yang tidak punya kepastian ini.
"Mari kita bersama-sama menaati aturan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah yang dikenal dengan protokol COVID-19 supaya dilaksanakan dan dipatuhi, kalau tidak dipatuhi akan semakin banyak korban, karena apapun yang dilakukan oleh pemerintah tanpa dukungan masyarakat akan sia-sia," kata Cornelis.
Baca juga: Dewan adat kumpul di Pekan Gawai Dayak di Pontianak
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020