Kemensos siapkan bantuan untuk tiga disabilitas terinfeksi COVID-19
27 April 2020 20:22 WIB
Dokumen: Penyandang disabilitas berfoto bersama Menteri Sosial Juliari P. Batubara dalam acara Jalan Sehat memperingati Hari Disabilitas Internasional, Minggu (1/12/2019). (ANTARA/Katriana)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial (Kemensos) RI menyiapkan bantuan secara bertahap bagi tiga anak disabilitas netra ganda di Panti Rawinala yang terinfeksi COVID-19 sebagai upaya penanggulangan.
"Akan diberikan kembali secara bertahap dengan nominal yang sama untuk ketiga siswa tersebut selama 14 hari isolasi," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Rehabilitasi Sosial Kemensos RI Harry Hikmat melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Baca juga: Mensos segera cek kabar penolakan disabilitas positif COVID-19
Ia mengatakan Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas (RSPD) melalui petugas Tim Reaksi Cepat (TRC) telah memberikan bantuan berupa uang tunai sebesar Rp3 juta bagi ketiga anak tersebut.
"Masing-masing menerima Rp1 juta yang diterima oleh Kepala Panti Rawinala," kata Harry.
Sebelumnya, pada Jumat (24/4) petugas dari Direktorat RSPD melakukan koordinasi dengan pihak Yayasan Rawinala melalui telefon. Hal itu guna mendapatkan informasi lebih lanjut tentang kondisi ketiga anak tersebut. Setelah itu diketahui keadaan mereka dalam kondisi baik.
Baca juga: Psikolog dorong perbaikan terkait penolakan difabel positif COVID-19
Ketiga anak itu selanjutnya dirawat di satu tempat yang sama di ruangan asrama namun terpisah dengan anak-anak lainnya. Setiap hari ada dokter Puskesmas Batu Ampar yang datang untuk memeriksa kondisi mereka.
Berdasarkan informasi dari pihak Yayasan Panti Rawinala, kebutuhan obat dan vitamin untuk anak-anak tersebut sudah terpenuhi. Namun, pihak yayasan kesulitan menyediakan tenaga pendamping beserta alat pelindung diri (APD).
Baca juga: PPDI: Negara harus hadir jika disabilitas terjangkit COVID-19
Kasus anak di Panti Rawinala terinfeksi COVID-19 berawal dari kejadian akhir Maret 2020 salah seorang wali murid meninggal dunia. Selama sakit anak almarhum dititipkan di panti. Setelah ditelusuri diketahui ayah anak tersebut terkena COVID-19.
Menanggapi hal itu pihak yayasan melakukan tes cepat bersama puskemas setempat. Berdasarkan hasil itu diketahui tiga anak dan tiga pendamping positif COVID-19.
Baca juga: Forum Akademisi sayangkan penolakan disabilitas positif COVID-19
Selanjutnya ketiga anak dan tiga pendamping tadi langsung dibawa ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran untuk mendapatkan perawatan medis.
Setelah sampai di RSD Wisma Atlet terjadi penolakan terhadap ketiga anak disabilitas tersebut dengan alasan mereka tidak bisa melakukan isolasi secara mandiri dan tidak ada tenaga pendamping.
Baca juga: Kemensos segera salurkan bansos reguler bagi penyandang disabilitas
"Akan diberikan kembali secara bertahap dengan nominal yang sama untuk ketiga siswa tersebut selama 14 hari isolasi," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Rehabilitasi Sosial Kemensos RI Harry Hikmat melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Baca juga: Mensos segera cek kabar penolakan disabilitas positif COVID-19
Ia mengatakan Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas (RSPD) melalui petugas Tim Reaksi Cepat (TRC) telah memberikan bantuan berupa uang tunai sebesar Rp3 juta bagi ketiga anak tersebut.
"Masing-masing menerima Rp1 juta yang diterima oleh Kepala Panti Rawinala," kata Harry.
Sebelumnya, pada Jumat (24/4) petugas dari Direktorat RSPD melakukan koordinasi dengan pihak Yayasan Rawinala melalui telefon. Hal itu guna mendapatkan informasi lebih lanjut tentang kondisi ketiga anak tersebut. Setelah itu diketahui keadaan mereka dalam kondisi baik.
Baca juga: Psikolog dorong perbaikan terkait penolakan difabel positif COVID-19
Ketiga anak itu selanjutnya dirawat di satu tempat yang sama di ruangan asrama namun terpisah dengan anak-anak lainnya. Setiap hari ada dokter Puskesmas Batu Ampar yang datang untuk memeriksa kondisi mereka.
Berdasarkan informasi dari pihak Yayasan Panti Rawinala, kebutuhan obat dan vitamin untuk anak-anak tersebut sudah terpenuhi. Namun, pihak yayasan kesulitan menyediakan tenaga pendamping beserta alat pelindung diri (APD).
Baca juga: PPDI: Negara harus hadir jika disabilitas terjangkit COVID-19
Kasus anak di Panti Rawinala terinfeksi COVID-19 berawal dari kejadian akhir Maret 2020 salah seorang wali murid meninggal dunia. Selama sakit anak almarhum dititipkan di panti. Setelah ditelusuri diketahui ayah anak tersebut terkena COVID-19.
Menanggapi hal itu pihak yayasan melakukan tes cepat bersama puskemas setempat. Berdasarkan hasil itu diketahui tiga anak dan tiga pendamping positif COVID-19.
Baca juga: Forum Akademisi sayangkan penolakan disabilitas positif COVID-19
Selanjutnya ketiga anak dan tiga pendamping tadi langsung dibawa ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran untuk mendapatkan perawatan medis.
Setelah sampai di RSD Wisma Atlet terjadi penolakan terhadap ketiga anak disabilitas tersebut dengan alasan mereka tidak bisa melakukan isolasi secara mandiri dan tidak ada tenaga pendamping.
Baca juga: Kemensos segera salurkan bansos reguler bagi penyandang disabilitas
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020
Tags: