Yogyakarta (ANTARA) - Taruna Siaga Bencana Kota Yogyakarta membuka dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi warga pendatang yang saat ini menempati lokasi karantina untuk isolasi di salah satu gedung milik Kementerian Sosial di Kota Yogyakarta.

“Sudah dibuka sejak pertengahan April hingga sekarang. Jika sebelum puasa kami memasak tiga kali sehari, maka untuk saat ini kami juga memenuhi kebutuhan makanan untuk sahur dan buka puasa,” kata Ketua Forum Komunikasi Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Yogyakarta Yuda Paksi di Yogyakarta, Senin.

Dapur umum tersebut dibuka di posko Tagana Kota Yogyakarta. Makanan kemudian diantar ke gedung karantina yang berjarak sekitar tiga kilometer. Saat ini terdapat enam warga yang melakukan isolasi di gedung tersebut. Isolasi sudah berjalan selama dua hari.

Baca juga: Sejumlah kabupaten/kota di Sumsel dirikan dapur umum untuk warga
Baca juga: Dapur umum Riau distribusikan 1.100 kotak makanan saat PSBB


Sebelumnya, terdapat lima warga yang melakukan isolasi selama 14 hari di gedung tersebut dan seluruhnya sudah diperbolehkan pulang serta dinyatakan dalam kondisi yang sehat atau tidak terpapar virus corona.

“Menu makan pagi, siang, dan malam yang diantar pun berbeda-beda. Kami sudah siapkan daftar menu makanan yang akan kami masak selama satu bulan,” katanya.

Alokasi anggaran untuk satu porsi makanan dipatok sekitar Rp10.000 hingga Rp12.000. Dana untuk operasional dapur umum tersebut berasal dari Dinas Sosial Kota Yogyakarta yang diberikan tiap pekan sekali.

Sejak 14 April hingga saat ini, dapur umum tersebut telah memasak 614 porsi makanan untuk kebutuhan warga penyintas dan petugas yang berjaga di lokasi isolasi. “Ada 18 orang yang terlibat di dapur umum setiap harinya. Kami bagi tiap shift enam orang,” katanya.

Baca juga: Satbrimob Polda Banten dirikan dapur umum di kawasan industri Cikande
Baca juga: Polres Bangka Barat bersama Kodim 0431 mendirikan dapur umum di Mentok


Sementara itu, Ketua Harian Gugus Tugas COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi usai meninjau dapur umum menyebut menu makanan yang dimasak cukup beragam.

“Petugas pun sigap menyiapkan makanan. Mereka sudah harus masak mulai pukul 01.00 dini hari untuk memenuhi kebutuhan sahur,” katanya.

Heroe menambahkan, enam warga yang menjalani karantina di gedung milik Kementerian Sosial tersebut merupakan warga luar daerah yang datang ke Yogyakarta namun tidak memiliki ruangan yang memadai untuk menjalani isolasi di tempat kerabat yang dituju.

“Ruangan di rumah kurang sehingga RT/RW pun mengajukan kebutuhan ruang untuk isolasi. Salah satunya di kantor milik kementerian,” katanya yang menyebut di beberapa kampung juga membuka tempat isolasi salah satunya di Kecamatan Ngampilan.

Sebelum menempati lokasi karantina atau isolasi, warga tersebut telah menjalani pemeriksaan kesehatan oleh puskesmas.

Baca juga: Usai larangan, jumlah pemudik masuk ke Sleman-Yogyakarta mulai menurun
Baca juga: Cegah COVID-19, DIY perketat pemeriksaan kendaran di perbatasan
Baca juga: Dua dokter di Yogyakarta positif COVID-19