Jakarta (ANTARA) - Wabah COVID-19 yang melemahkan aktivitas industri dan perdagangan di dunia, tidak mengurangi geliat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Busan, Korea Selatan, untuk bahu-membahu mengejar target ekspor.

Salah satu UMKM di Indonesia yaitu CV Sarana Multi Jaya berhasil memanfaatkan peluang ekspor rumput laut ke Korea Selatan.

“Walaupun COVID-19 melanda dunia, termasuk di Korea Selatan dan Indonesia, namun hal ini tidak menyurutkan ambisi Indonesia meningkatkan ekspor komoditas rumput laut,” kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto lewat keterangannya di Jakarta, Minggu.

Baca juga: Batam ekspor 53 ton rumput laut ke China

Target ekspor rumput laut jenis cottonii sp dari CV Sarana Multi Jaya terus dikejar sebagai tindak lanjut penandatanganan kontrak dengan buyer asal Korea Selatan pada kegiatan misi gagang Indonesia di Busan pada 27 November 2019 lalu.

“Hal ini juga sejalan dengan tetap tingginya permintaan produk makanan di tengah kondisi COVID-19,” jelas Mendag.

Transaksi awal dari CV Sarana Multi Jaya sebagai eksportir dilakukan dengan pengiriman rumput laut sebanyak 1 kontainer 20 feet rumput laut kering senilai 17.000 dolar AS. Ke depan, Mendag Agus mengharapkan transaksi ini diharapkan terus berlanjut.

Baca juga: Ekspor rumput laut Nunukan ke China terhambat virus corona

“Eksportir ini merupakan UMKM perdagangan khusus hasil kelautan dan baru pertama kali melakukan ekspor sehingga dilakukan pendampingan oleh ITPC Busan dari pemasaran, pengapalan, sampai teknis pembayaran," tambah Plt Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kasan.

Kasan menjelaskan, kontrak dan purchase order antara kedua belah pihak ditandatangani pada 20 Maret 2020. Produknya kemudian dikapalkan dari Pelabuhan Samarinda pada 30 Maret 2020 dan tiba di Pelabuhan Busan pada 18 April 2020. Adapun unloading kontainer dilakukan pada 23 April 2020 yang juga didampingi ITPC Busan.

Lokasi unloading adalah pabrik buyer di daerah Yangsan, yang jaraknya satu jam perjalanan dari Busan.

Kepala ITPC Busan, Ni Made Kusuma Dewi, mengungkapkan, ekspor ini merupakan trial buying sebelum buyer memutuskan apakah akan melanjutkan pada PO berikutnya atau tidak. Keputusan ini didasarkan pada hasil laboratorium mereka terhadap produk tersebut.

Dewi mengatakan, pihak buyer juga menyampaikan kegembiraannya atas kerja keras pihak Indonesia di tengah pandemi COVID-19, karena dengan adanya bahan baku rumput laut dari Indonesia, maka produksi industri perusahaan mereka tetap berjalan dengan lancar dan tidak terkendala.

Hal ini penting, mengingat hasil diproduksi buyer Korea Selatan tersebut merupakan produk makanan yang dibutuhkan di Korea Selatan dan juga menjadi bagian dari produk makanan jadi yang diekspor Korea Selatan ke mancanegara, termasuk Indonesia.

Buyer Korea Selatan yang mengimpor bahan baku rumput laut kering (cottoni, spinosum, dan gracilaria) dari Indonesia tersebut menjual produk hasil olahannya dalam bentuk carrageenan dan agar-agar ke industri makanan jadi. Diharapkan, buyer tersebut akan tetap melakukan importasi bahan baku dari Indonesia, sepanjang Indonesia dapat menjamin kualitas produk rumput lautnya tetap berkualitas prima.

“Pihak buyer merasa tidak khawatir terhadap wabah pandemi COVID-19, sehingga transaksi kegiatan ekspor rumput laut asal Indonesia ke Korsel tidak terpengaruh," kata Kasan.