Gubernur: Bali masih mampu ekspor manggis di tengah pandemi COVID-19
26 April 2020 20:29 WIB
Gubernur Bali Wayan Koster saat melepas ekspor manggis dan kerajinan tangan Bali ke Uni Emirat Arab (UEA) melalui video conference di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jaya Sabha, Denpasar (Antaranews Bali/Dok Pemprov Bali/2020)
Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan di tengah ancaman lesunya perekonomian akibat pandemi COVID-19, Bali masih mampu mengekspor manggis dan produk kerajinan tangan ke sejumlah negara.
"Ekspor ini merupakan langkah yang sangat penting, terlebih di tengah pandemi COVID-19 yang sedang melanda seperti saat ini. Artinya, ekonomi kita tetap menggeliat di tengah situasi seperti ini," kata Koster saat melepas ekspor manggis dan kerajinan tangan Bali ke Uni Emirat Arab (UEA) melalui video conference di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jaya Sabha, Denpasar, Minggu
Dengan demikian, lanjut dia, sektor pertanian dan kerajinan di Bali tetap berdenyut dan berjalan dengan normal bahkan mampu menembus pasar luar negeri.
Baca juga: Ekspor perikanan Batam ke Singapura normal di tengah pandemi COVID-19
Menurut Koster, dengan aktivitas ekspor, juga berarti memberikan peningkatan pendapatan kepada para petani di Bali, khususnya saat musim manggis seperti saat ini.
"Saya selama ini berupaya keras untuk meningkatkan hilirisasi dari produk pertanian kita, termasuk industri kerajinan rakyat kita dengan membuka akses pasar dalam dan luar negeri. Kita terus berupaya memperluas akses pasar ini, dan astungkara sekarang sudah mulai berjalan," ucapnya.
Dalam pelepasan tersebut, satu ton manggis akan dikirim ke Dubai, UEA dengan menggunakan jalur udara dan kerajinan tangan sebanyak 504 kontainer lewat jalur laut melalui Pelabuhan Benoa.
Secara rutin dilaporkan pula ekspor manggis dengan rata-rata sejumlah 17 ton dalam dua kali seminggu dikirim ke China dan handycraft melalui Pelabuhan Benoa dengan tujuan Amerika, Uni Eropa dan Australia.
Di hari yang sama, produk perkebunan berupa kakao Bali serta bibit paprika juga diekspor ke Singapura dan Belanda.
Baca juga: Di tengah COVID-19, KKP nyatakan ekspor perikanan menggembirakan
Produk kayu suar dan bambu Bali dikirim untuk menembus pasar Kanada, Portugal, Meksiko, Brazil dan Spanyol. Sedangkan pasar Jepang menjadi tujuan untuk hasil holtikultura seperti cabai keriting, cabai rawit, hingga buah jeruk nipis.
Sementara itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Denpasar I Putu Tarumanegara mengatakan ekspor produk pertanian hingga minggu ketiga di bulan April ini mencapai angka 799 ribu ton senilai Rp86 miliar, ditambah tiga ribu ton ekspor produk hasil kehutanan senilai Rp42 miliar yang mencakup ekspor ke berbagai negara.
"Khusus untuk manggis, periode Januari hingga Maret sudah diekspor 713 ton dengan nilai Rp53 miliar. Untuk bulan berjalan ini, angkanya di 65 ton dengan nilai Rp4,8 miliar," ujar Tarumanegara.
"Ekspor ini merupakan langkah yang sangat penting, terlebih di tengah pandemi COVID-19 yang sedang melanda seperti saat ini. Artinya, ekonomi kita tetap menggeliat di tengah situasi seperti ini," kata Koster saat melepas ekspor manggis dan kerajinan tangan Bali ke Uni Emirat Arab (UEA) melalui video conference di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jaya Sabha, Denpasar, Minggu
Dengan demikian, lanjut dia, sektor pertanian dan kerajinan di Bali tetap berdenyut dan berjalan dengan normal bahkan mampu menembus pasar luar negeri.
Baca juga: Ekspor perikanan Batam ke Singapura normal di tengah pandemi COVID-19
Menurut Koster, dengan aktivitas ekspor, juga berarti memberikan peningkatan pendapatan kepada para petani di Bali, khususnya saat musim manggis seperti saat ini.
"Saya selama ini berupaya keras untuk meningkatkan hilirisasi dari produk pertanian kita, termasuk industri kerajinan rakyat kita dengan membuka akses pasar dalam dan luar negeri. Kita terus berupaya memperluas akses pasar ini, dan astungkara sekarang sudah mulai berjalan," ucapnya.
Dalam pelepasan tersebut, satu ton manggis akan dikirim ke Dubai, UEA dengan menggunakan jalur udara dan kerajinan tangan sebanyak 504 kontainer lewat jalur laut melalui Pelabuhan Benoa.
Secara rutin dilaporkan pula ekspor manggis dengan rata-rata sejumlah 17 ton dalam dua kali seminggu dikirim ke China dan handycraft melalui Pelabuhan Benoa dengan tujuan Amerika, Uni Eropa dan Australia.
Di hari yang sama, produk perkebunan berupa kakao Bali serta bibit paprika juga diekspor ke Singapura dan Belanda.
Baca juga: Di tengah COVID-19, KKP nyatakan ekspor perikanan menggembirakan
Produk kayu suar dan bambu Bali dikirim untuk menembus pasar Kanada, Portugal, Meksiko, Brazil dan Spanyol. Sedangkan pasar Jepang menjadi tujuan untuk hasil holtikultura seperti cabai keriting, cabai rawit, hingga buah jeruk nipis.
Sementara itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Denpasar I Putu Tarumanegara mengatakan ekspor produk pertanian hingga minggu ketiga di bulan April ini mencapai angka 799 ribu ton senilai Rp86 miliar, ditambah tiga ribu ton ekspor produk hasil kehutanan senilai Rp42 miliar yang mencakup ekspor ke berbagai negara.
"Khusus untuk manggis, periode Januari hingga Maret sudah diekspor 713 ton dengan nilai Rp53 miliar. Untuk bulan berjalan ini, angkanya di 65 ton dengan nilai Rp4,8 miliar," ujar Tarumanegara.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020
Tags: