Bandung (ANTARA News) - Aktivis `98 Connection` Bandung menyatakan dukungannya terhadap pasangan Susilo Bambang Yudhoyono - Boediono pada Pilpres 2009 mendatang.
Pernyataan dukungan disampaikan Koordinator Aktivis 98 Connection Bandung Eko Ari Nugroho dalam konferensi pers di Bale Gazebo, Kota Bandung, Kamis.
"Kondisi bangsa saat ini yang masih memprihatinkan memaksa kami untuk menentukan pilihan. Kami melihat Yudhoyono - Boediono memiliki ruang dan peluang menghapus orang-orang Orde Baru," kata Eko.
Pada kesempatan itu, Aktivis 98 Connection menyatakan dukungan untuk Yudhoyono - Boediono sebagai upaya untuk menyelamatkan demokrasi dan reformasi yang diperjuangkan 11 tahun lalu.
Menurut dia, pihaknya tidak bisa diam dan terpaksa harus menentukan pilihan agar penyelamatan demokrasi dan reformasi bisa terus bergulir.
"Golput bukan pilihan tepat, dan perlu ada sikap pilihan jelas dari kami dan bangsa Indonesia untuk menyelamatkan demokrasi dan reformasi," katanya.
Ia menyebutkan, Yudhoyono lebih memiliki kemungkinan untuk menggolkan agenda-agenda reformasi.
"Ketiga capres/cawapres memiliki keunggulan dan kekurangan, dan kami meranking mereka. Pilihan harus jelas dan tegas. Kami tak akan membiarkan demokrasi kembali ke masa lalu," kata Budi Budiana, Aktivis 98 Connection Bandung lainnya.
Budi menyebutkan, aktivis 98 tak bisa lagi tetap independen dan harus menetapkan sikap pilihan jelas pada Pilpres 2009 mendatang.
"Hingga 2004 kita independen, namun saat itu demokrasi dibajak Orba. Sekarang ada celah untuk memberikan pilihan menyelamatkan reformasi dan demokrasi," kata Budi.
Pada kesempatan itu, Aktivis 98 Connection berharap, setiap capres/cawapres Pilpres 2009, meneguhkan kembali reformasi birokrasi untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Para aktivis juga meminta komitmen para pejabat eksekutif, legislatif dan yudikatif agar menjauhkan diri dari urusan bisnis supaya tidak ada konflik kepentingan dalam menjalankan tugasnya. (*)
Aktivis 98 Connection Merapat ke SBY
18 Juni 2009 15:49 WIB
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009
Tags: