Jakarta (ANTARA) - Pesilat nasional sekaligus peraih medali emas Asian Games 2018 Kamelia Pipit menceritakan bahwa awal mula dirinya menggeluti dunia pencak silat karena menjadi korban perundungan saat masih sekolah dasar.

Cerita tersebut dia sampaikan saat melakukan obrolan dengan Menteri Pemuda dan Olahraga RI Zainudin Amali dalam sesi siaran langsung Instagram, Sabtu.

"Awalnya masuk silat itu pas SD, dan itu karena saya jadi korban perundungan di sekolah, sering diganggu teman. Pulang sekolah saya sering nangis dan mengadu ke bapak, akhirnya sama beliau saya dimasukkan ke perguruan silat dekat rumah supaya bisa lebih mandiri di sekolah," kata Pipit menceritakan.

Pesilat asal DKI Jakarta itu mempelajari silat di perguruan Keluarga Pencak Silat Nusantara (KSP) dan sempat menorehkan prestasi di usia belia.

Sebagai pesilat perempuan, istri dari pesilat nasional Hanifan Yudani Kusumah (Jawa Barat) ini berpendapat bahwa olahraga yang diidentikan dengan kaum adam ini juga tetap bisa dilakukan perempuan. Bahkan tidak sedikit perempuan yang akhirnya bisa membuktikan kepiawaiannya dalam pencak silat melalui capaian prestasi.

"Harus percaya diri, jika punya kemauan dan punya potensi besar ya dilakukan saja. Di pencak silat tidak memandang laki-laki atau perempuan dan ada unsur kekeluargaan. Intinya jadikan hobi yang positif, karena hasilnya bisa dipetik di masa depan," pungkas Pipit menceritakan.

Sebelum mengakhiri perbincangannya, Menpora Zainudin juga sempat meminta masukan dan tips dari Pipit agar tidak bosan selama menjalani WFH di tengah pandemi virus corona (SARS-CoV-2).

"Yang pasti harus jaga kesehatan ya, dan sabar karena pasti merasa bosan. Saya juga sama (bosan). Untuk menyiasatinya bisa melakukan kegiatan lain yang kita suka atau belum sempat dilakukan sebelum WFH, kalau saya mengisinya dengan masak atau aktifitas lain yang saya suka," tutur Pipit menceritakan.