Serang,(ANTARA News) - Letusan Gunung Anak Krakatau, di perairan Selat Sunda, saat ini mencapai 828 kali sehingga status masih "siaga" atau level III, dan berbahaya jika mendekati kawasan gunung tersebut.
"Selain letusan juga kegempaan vulkanik dangkal sebanyak 63 kali, tremor 434 kali dan embusan mencapai 366 kali," kata Kepala Pemantauan Pos Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Anton Prambudi, Rabu.
Anton mengatakan, selama sepekan terakhir ini aktivitas kegempaan vulkanik Anak Krakatau mengalami peningkatan.
Bahkan frekeunsi kegempaan dan letusan terjadi setiap interval tiga sampai enam menit.
Kondisi demikian, hingga saat ini kawasan Gunung Anak Krakatau berbahaya karena mengeluarkan lava pijar berupa batu adn kerikil yang suhunya mencapai 600-100 derajat celcius.
"Jika kita terkena lontaran batu pijar dipastikan akan meninggal dunia," katanya.
Oleh karena itu, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Departemen Sumber Energi dan Mineral, Bandung hanya memberikan rekomendasi dua kilo meter dari titik letusan.
Meningkatnya letusan Gunung Anak Krakatau hingga mengeluarkan asap setinggi 100-800 meter berwarna putih kelabu ke arah utara.
Kepulan asap itu telihat jelas di pantai Anyer dan Carita sepanjang 42 kilometer mirip "corobong kereta coboy".
Menurut dia, sejak 6 Mei 2009 status Gunung Anak Krakatau dinaikkan menjadi siaga atau level III dari status waspada atau level II, menyusul meningkatnya aktivitas kegempaan vulkanik, letusan, tremor dan embusan.
"Selama status siaga tentu pengunjung dan nelayan tidak diperbolehkan mendekati kawasan letusan karena berbahaya terkena lontaran bebatuan," ujarnya.(*)
Letusan Gunung Anak Krakatau Capai 828 Kali
17 Juni 2009 10:46 WIB
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009
Tags: