Jakarta (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengaku realistis bahwa jumlah perusahaan tercatat atau emiten baru yang melantai di bursa pada tahun ini tidak akan sebanyak pada tahun-tahun sebelumnya.

"Untuk tahun ini, kita realistis, yang sudah tercatat sekarang plus jumlah yang ada di pipeline. Kalau dari sisi jumlah total tidak akan seperti tahun 2018 dan tahun 2019 karena kondisi seperti ini," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat.

Pasar modal Indonesia sendiri menunjukkan masih ada hal yang bertumbuh positif di tengah pandemi COVID-19. Salah satunya adalah tetap tingginya minat perusahaan untuk masuk ke pasar modal dan mencatatkan sahamnya di bursa.

Sampai dengan 23 April 2020, telah tercatat 26 perusahaan baru di BEI dan sekitar 65 persen perusahaan tersebut menunjukkan tren kenaikan harga saham sejak awal sahamnya mulai dicatatkan di BEI.

Tidak hanya itu, sampai dengan 23 April 2020, sudah terdapat 18 perusahaan yang masuk ke dalam pipeline pencatatan efek saham baru. Apabila 18 perusahaan tersebut benar-benar masuk ke bursa, maka total emiten baru tahun ini bisa mencapai 44 perusahaan.

Dalam dua tahun terakhir, jumlah perusahaan tercatat di bursa mencapai 57 perusahaan di 2018 dan 55 perusahaan di 2019.

"Tentu kita mengharapkan semua perusahaan yang ada di antrian pipeline itu masuk semua. Jadi secara sederhananya, total pipeline itu kita tambahkan dengan yang sudah tercatat. Dibandingkan dengan posisi tahun 2018 dan tahun 2019, tentu kita harus realistis, melihat kondisi yang ada," kata Nyoman.

Meski demikian, Nyoman menekankan bahwa BEI tidak akan segan-segan menunda pencatatan saham perusahaan-perusahaan yang sudah masuk dalam pipeline apabila diperlukan dan ada hal-hal yang perlu diperbaiki.

"Kita tidak hanya mengejar target, kita tetap kejar kualitas. Sejauh ini, yang ada di pipeline saham sudah hampir semuanya kita screening dan sudah mendapatkan implisit sehingga kemudian bisa ada proses untuk mendapatkan pernyataan efektif dari OJK," kata Nyoman.

Ia juga menambahkan meski tahun ini jumlah perusahaan tercatat di bursa kemungkinan akan lebih rendah karena pandemi, dalam kuartal I-2020 BEI masih menjadi bursa terbaik di Asia Tenggara dalam hal jumlah pencatatan saham baru.

"Per posisi Maret itu kita adalah paling tinggi kalau dibandingkan dengan Thailand hanya dua, Malaysia dan Singapura tiga, dan Filipina belum ada yang tercatat. Tahun ini kita realistis saja akan lebih rendah, namun kalau dari sisi performance kita bandingkan dengan ASEAN countries, dengan kondisi yang sama dari sisi jumlah kita masih yang terbaik," ujar Nyoman.

Baca juga: Tiga perusahaan melantai bareng secara virtual di bursa
Baca juga: BEI sebut minat perusahaan untuk "go public" masih tinggi
Baca juga: Perusahaan real estate & perusahaan penghasil benang melantai di bursa