New York (ANTARA) - Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), dengan S&P 500 turun tipis menyusul sebuah laporan bahwa obat antivirus eksperimental untuk COVID-19 gagal dalam uji klinis acak pertama, membuyarkan optimisme bahwa dampak pandemi pada pasar tenaga kerja hampir berakhir.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 39,44 poin atau 0,17 persen, menjadi berakhir di 23.515,26 poin. Indeks S&P 500 turun 1,51 poin atau 0,05 persen, menjadi ditutup pada 2.797,80 poin. Indeks Komposit Nasdaq melemah 0,63 poin atau 0,01 persen, menjadi berakhir di 8.494,75 poin.

Baca juga: Wall Street melonjak ketika Kongres AS siapkan lebih banyak stimulus

Ketiga indeks utama saham AS jatuh kembali dari kenaikan lebih dari satu persen setelah Financial Times melaporkan bahwa uji coba China menunjukkan bahwa remdesivir Gilead Science (GILD.O) tidak memperbaiki kondisi pasien atau mengurangi keberadaan patogen dalam aliran darah.

Gilead mengatakan hasil dari penelitian ini tidak konklusif sehingga dihentikan lebih awal.

Jumat (17/4/2020) lalu, Wall Street menguat sebagian karena laporan bahwa pasien COVID-19 dalam penelitian terpisah merespons positif terhadap remdesivir.

Sensitivitas pasar terhadap berita terkait terapi virus corona mencerminkan keputusasaan investor untuk setiap indikasi kapan ekonomi global mungkin dapat mulai kembali normal.

“Harapan pada pekan lalu adalah bahwa Gilead dapat menghilangkan rasa takut akan kematian, yang akan menghasilkan pemulihan yang jauh lebih cepat, lebih bersih. Jika itu lebih kecil kemungkinannya hari ini daripada kemarin, sangat masuk akal bagi pasar untuk menjual,” kata David Katz, kepala investasi di Matrix Asset Advisors, dikutip dari Reuters.

Saham-saham menguat di awal sesi setelah data yang menunjukkan klaim pengangguran mingguan AS turun menjadi 4,43 juta dari revisi 5,24 juta. Namun, jumlahnya masih mengejutkan, sehingga total dalam lima minggu terakhir mencapai rekor 26 juta dan menghapus semua pekerjaan yang diciptakan sejak krisis keuangan.

"Berita obat yang mengecewakan menyengat, tetapi mengingat empat juta orang lainnya kehilangan pekerjaan, keterputusan antara seberapa baik saham telah bertahan dalam menghadapi data ekonomi yang secara historis buruk terus berlanjut," kata Ryan Detrick, ahli strategi pasar senior di LPL Financial.

Sementara itu, Kongres AS sedang mempersiapkan hampir 500 miliar dolar AS lebih dalam bentuk bantuan untuk usaha kecil dan rumah sakit, yang diharapkan akan diloloskan Dewan Perwakilan di kemudian hari.

Indeks energi naik tiga persen, dengan mudah memimpin 11 sektor utama S&P 500 karena harga minyak pulih dalam minggu kacau yang melihat minyak mentah berjangka AS jatuh di bawah nol untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Indeks-indeks saham AS telah menguat bulan ini di tengah sejumlah stimulus global, tetapi acuan S&P 500 tetap lebih dari 15 persen di bawah rekor tertinggi karena indikator ekonomi yang memburuk menandakan resesi global yang dalam.

Sebuah survei menunjukkan aktivitas bisnis AS merosot ke rekor terendah pada April, mencerminkan angka mengerikan dari Eropa dan Asia karena perintah tetap tinggal di rumah menghancurkan produksi, rantai pasokan, dan pengeluaran konsumen.

Indeks volatilitas CBOE telah mundur dari puncak 12 tahun yang dicapai bulan lalu, tetapi tetap jauh di atas level yang terlihat dalam dua tahun terakhir dan para analis telah memperingatkan aksi jual lain ketika perusahaan-perusahaan Amerika mengeluarkan perkiraan mengkhawatirkan untuk tahun ini.

Volume transaksi di bursa AS mencapai 11,7 miliar saham dibandingkan dengan rata-rata 12,7 miliar saham selama 20 hari perdagangan terakhir.

Baca juga: Minyak reli ditopang rencana pengurangan produksi yang lebih cepat
Baca juga: Emas berjangka naik lagi 7,1 dolar didorong harapan stimulus AS