Mufti Anam: Jatim memiliki modal bagus terapkan PSBB
23 April 2020 22:07 WIB
Anggota Tim Pengawas Penanganan COVID-19 DPR RI, Mufti Anam (dua kiri) saat meninjau Posko Gugus Tugas Jatim yang ditemui Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak (kiri) di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (23/04/2020). ANTARA/HO-Humas Pemprov Jatim/am.
Surabaya (ANTARA) - Anggota Tim Pengawas Penanganan COVID-19 DPR RI, Mufti Anam menilai Jawa Timur memiliki modal bagus dalam penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) karena dilakukan secara bersamaan di tiga daerah.
"Pemprov Jatim tepat PSBB tiga daerah berkaitan. Berbeda dengan Jabodetabek yang tidak bersamaan, karena secara administrasi memang berbeda," ujarnya di sela berkunjung ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Kamis malam.
PSBB segera dilaksanakan di Kota Surabaya secara menyeluruh, sementara Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik parsial atau sebagian.
Baca juga: Timwas DPR minta Gugus Tugas perbanyak rapid test COVID-19
Menurut dia, Pemprov Jatim sudah bisa melihat perkembangan pelaksanaan PSBB di beberapa daerah yang sudah dilaksanakan, termasuk membahas kekurangannya.
"Saya optimistis pelaksanaan PSBB di Jatim jauh lebih bagus. Saya sebagai warga Jatim juga sangat berharap seperti itu," ucap politikus PDI Perjuangan yang terpilih dari daerah pemilihan Pasuruan-Probolinggo tersebut.
Mufti Anam juga mengusulkan dalam peraturan kepala daerah agar jangka waktu pelaksanaan PSBB bisa lebih panjang dari 14 hari.
Baca juga: Gubernur Jatim kirim surat permohonan penetapan PSBB ke Menkes
"Sehingga kalkulasinya jelas, bukan hanya bagi pemerintah, tapi juga masyarakat dan dunia usaha. Dunia usaha, misalnya, bisa mengalkulasi keluar dan masuknya uang," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak yang menerima kedatangan Tim Pengawas COVID-19 DPR RI menerima berbagai usulan atau masukan, khususnya terkait PSBB.
Pelaksanaan PSBB, kata dia, harus seiring dengan penegakan hukum bagi siapa pun yang melanggar sehingga peran Pemkot dan Pemkab menjadi penting untuk nantinya membuat suatu penentuan sanksi selama jalannya PSBB.
"Kata kunci keberhasilan PSBB adalah keputusan Bupati dan Wali Kota menentukan sanksi yang diberikan," kata orang nomor dua di Pemprov Jatim itu.
Baca juga: Kadin minta kepastian arus distribusi barang tidak terganggu saat PSBB
Baca juga: Khofifah: Surabaya serta sebagian Sidoarjo dan Gresik sepakat PSBB
"Pemprov Jatim tepat PSBB tiga daerah berkaitan. Berbeda dengan Jabodetabek yang tidak bersamaan, karena secara administrasi memang berbeda," ujarnya di sela berkunjung ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Kamis malam.
PSBB segera dilaksanakan di Kota Surabaya secara menyeluruh, sementara Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik parsial atau sebagian.
Baca juga: Timwas DPR minta Gugus Tugas perbanyak rapid test COVID-19
Menurut dia, Pemprov Jatim sudah bisa melihat perkembangan pelaksanaan PSBB di beberapa daerah yang sudah dilaksanakan, termasuk membahas kekurangannya.
"Saya optimistis pelaksanaan PSBB di Jatim jauh lebih bagus. Saya sebagai warga Jatim juga sangat berharap seperti itu," ucap politikus PDI Perjuangan yang terpilih dari daerah pemilihan Pasuruan-Probolinggo tersebut.
Mufti Anam juga mengusulkan dalam peraturan kepala daerah agar jangka waktu pelaksanaan PSBB bisa lebih panjang dari 14 hari.
Baca juga: Gubernur Jatim kirim surat permohonan penetapan PSBB ke Menkes
"Sehingga kalkulasinya jelas, bukan hanya bagi pemerintah, tapi juga masyarakat dan dunia usaha. Dunia usaha, misalnya, bisa mengalkulasi keluar dan masuknya uang," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak yang menerima kedatangan Tim Pengawas COVID-19 DPR RI menerima berbagai usulan atau masukan, khususnya terkait PSBB.
Pelaksanaan PSBB, kata dia, harus seiring dengan penegakan hukum bagi siapa pun yang melanggar sehingga peran Pemkot dan Pemkab menjadi penting untuk nantinya membuat suatu penentuan sanksi selama jalannya PSBB.
"Kata kunci keberhasilan PSBB adalah keputusan Bupati dan Wali Kota menentukan sanksi yang diberikan," kata orang nomor dua di Pemprov Jatim itu.
Baca juga: Kadin minta kepastian arus distribusi barang tidak terganggu saat PSBB
Baca juga: Khofifah: Surabaya serta sebagian Sidoarjo dan Gresik sepakat PSBB
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020
Tags: