Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat menjadikan Ramadhan sebagai momen untuk memutus rantai penularan wabah virus corona baru atau COVID-19 di Tanah Air.

Presiden, dalam keterangannya yang disampaikan melalui video di Jakarta, Kamis, mengatakan suasana baru dalam Ramadhan akan tiba. Di tengah situasi pandemi COVID-19 ini, tidak ada kesemerakan di jalan seperti Ramadhan sebelumnya.

Baca juga: Kemenag siapkan protokol rukyatulhilal saat pandemi COVID-19

“Suasana baru akan kita rasakan, meresapi makna sejati ibadah puasa yang kita jalankan. Puasa, ibadah pribadi tanpa perlu saksi,” kata Presiden.

Baca juga: Pemerintah tetapkan awal puasa 2020 pada Jumat

Ibadah puasa dalam Ramadhan, kata Presiden, bisa membuat masyarakat memperkuat diri, dan menjaga semua orang tersayang di tengah situasi pandemi. Presiden mengajak masyarakat tetap berdisplin untuk memutus rantai penularan COVID-19 di bulan puasa.

“Saatnya kita berdisiplin diri. Mari kita sambut Ramadhan yang barokah sebagai momen untuk memutus rantai penularan wabah demi keselamatan diri, sanak saudara dan seluruh bangsa,” ujar dia.

Baca juga: Kemenag: Sidang Isbat Ramadhan diadakan melalui video konferensi


Kepala Negara mengajak masyarakat menyambut Ramadhan dengan penuh rasa syukur, meski bangsa dan negara sedang menghadapi tantangan yang tak ringan.

“Marhaban ya Ramadhan, selamat jalankan ibadah puasa. Semoga Allah meridhai langkah kita, memberi kekuatan dalam menghadapi cobaan, dan memberkahi bangsa Indonesia,” ujarnya.

Baca juga: Menag ingatkan ibadah Ramadhan tetap di rumah

Pada Kamis petang ini, Kementerian Agama menetapkan awal puasa 1441 Hijriah/2020 Masehi jatuh pada Jumat (24/4) esok, setelah melakukan sidang isbat.

"Dengan suara bulat menetapkan bahwa awal Ramadhan jatuh pada esok hari, Jumat 24 April 2020," kata Menteri Agama Fachrul Razi. Dengan keputusan itu, artinya pada Kamis malam ini, umat Islam di Indonesia dapat mendirikan Shalat Tarawih.

Baca juga: Sidang Isbat awal Ramadhan 1441 H digelar Kamis petang