Semarang (ANTARA News) - Mahasiswa yang tergabung dalam BEM Seluruh Indonesia memanfaatkan momentum bertemu Calon Wakil Presiden Wiranto ketika melakukan kampanye dialogis di Semarang, Jumat, dengan menawarkan kontrak politik.

Kontrak politik yang ditawarkan mahasiswa kepada cawapres yang diusung Partai Golkar dan Hanura itu terkesan mendadak, karena disodorkan saat Wiranto keluar dari ruangan dan hendak menuju ke mobil yang akan mengangkutnya pulang setelah kampanye dialogis pasangan calon presiden JK-Win yang bertema "Lebih Cepat Lebih Baik Dengan Hati Nurani" di Hotel Patra Jasa Semarang usai.

"Kami, perwakilan mahasiswa seluruh Indonesia yang tergabung dalam BEM SI ingin menawarkan kontrak politik kepada bapak apabila nantinya benar-benar menjadi pemimpin bangsa ini," ujar Presiden BEM KM Undip Yudha Prakasa yang menjadi wakil dari BEM SI untuk menawarkan kontrak politik tersebut.

Ia menjelaskan, dalam kontrak politik tersebut terdapat tujuh gugatan rakyat (Tugu Rakyat), yakni soal nasionalisasi aset strategis bangsa, mewujudkan pelayanan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan merata, tuntaskan kasus BLBI dan korupsi Soeharto beserta kroninya, kembalikan kedaulan bangsa pada sektor pangan, ekonomi dan energi.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga menginginkan adanya jaminan ketersediaan dan keterjangkaun harga kebutuhan pokok rakyat, tuntaskan reformasi birokrasi dan berantas mafia peradilan, dan selamatkan lingkungan dan tuntut PT Lapindo Brantas untuk mengganti kerugian yang dialami masyarakat.

Mendapatkan sodoran stop map warna kuning yang berisi tujuh kontrak politik yang disodorkan mahasiswa, Wiranto mengatakan, pihaknya tidak sebatas kontrak politik, tetapi pihaknya juga bersumpah.

"Kami sudah maju sebagai capres, sumpahnya di atas dengan kitab Alquran. Apakah masih ada yang lebih tinggi lagi," ujarnya.

Untuk menjawab kontrak politik tersebut, Wiranto mengaku, harus membicarakannya dengan Jusuf Kalla, karena mereka merupakan pasangan capres dan cawapres pada Pemilu Presiden 2009. "Kontrak politik ini akan kami bawa dahulu," ujarnya.

Mendapatkan jawab tersebut, para mahasiswa akan menantikan jawaban dari cawapres tersebut apakah berani menandatangani tujuh kontrak politik yang diajukan tersebut.

Selain mahasiswa yang tergabung dalam BEM SI, permintaan hampir serupa juga dilontarkan perwakilan Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia (HMPI) yang menginginkan dialog dan pemaparan riil pengembangan perikanan dan nasib nelayan untuk ke depan.

"Jika Bapak mendukung, kami siap menginstruksikan untuk memenangkan JK-Win menjadi pemimpin bangsa ini selama lima tahun ke depan," ujar Ketua DPP HMPI, Saiful Opangge kepada Wiranto yang hendak masuk ke mobil.

Menanggapi pernyataan tersebut, Wiranto dengan tenang memberikan tanggapan, bahwa pihaknya siap melakukan dialog dengan kelompok nelayan."Silahkan diatur kembali, kami siap," ujarnya.

Ia menegaskan, pencalonan dirinya menjadi capres bukan main-main. "Kami benar-benar ingin memperjuangkan kepentingan rakyat banyak. Sebelumnya juga sudah kami paparkan keinginan kami mewujudkan bangsa Indonesia jaya dalam persaingan dengan negara lain," ujarnya. (*)