Jakarta,(ANTARA News) - Bertampang yahud mengundang, berpenampilan menggoda, berprestasi menggiurkan. Inilah sederet predikat yang dilekatkan kepada sosok bernama lengkap Ricardo Izecson dos Santos Leite, atau kondang dipanggil Kaka.

Hebatnya? Kocek pemain Brazil ini kian gemuk, karena dipinang oleh Real Madrid dari AC Milan. Banderol yang dikenakan sebanyak 68 juta Euro atau 94.27 juta dolar AS. Waah!

Usia Kaka 27 tahun. Terlahir dari keluarga kaya, di Brasilia, dari ibu bernama Simone Cristina Santos Leite dan Bosco Izecson Pereira Leite (seorang insinyur mesin). Dana menggelontor, Kaka pun menuntut ilmu dan meniti karier di sekolah sepak bola. Ini kombinasi ideal bagi perjalanan hidup yang terbilang lurus-lurus saja: uang, sekolah dan karier.

Yang memesona dari Kaka? Dia memperlihatkan antusiasme yang menjadi "password" bagi mereka yang menginjak usia Anak Baru Gede (ABG). Boleh dibilang saga Kaka ditujukan kepada para ABG. Ada jejak keterbukaan sikap, petualangan baru dan gagasan serba segar. Yang memesona bercampur yang menyegarkan sebagai reaksi atas kebekuan dan kemapanan.

Dikontrak sampai 2015, Kaka yang diboyong ke Milan dari Sao Paulo FC sejak 2003, membuktikan dirinya sebagai gelandang menyerang yang relatif subur di Liga Serie A. Ia mencetak sebanyak 95 gol dalam 270 penampilan. Bos Real Madrid Florentino Perez langsung kepincut.

Daulat mencuat dari sang bos anyar untuk mendatangkan pemain asal negeri Samba ke tanah Spanyol. Bukankah antusiasme adalah letupan energi dan ketertarikan plus kreativitas. Dan Kaka merayakan antusiasme.

Meninggalkan Rossoneri bukan hal mudah bagi Kaka. "Saya ingin berterima kasih kepada Milan. Mereka klub yang telah melecut saya ke panggung internasional. Mereka memberi kesempatan seluas-luasnya untuk tampil sebagai pemain terbaik di Eropa. Saya hengkang dari pintu depan," katanya. Kaka tidak ingin loncat pagar. Dia menggenapi peribahasa, datang tampak muka, pulang tampak punggung.

Stempel "Selecao" ada di jantung Kaka. Ia membawa timnas Brazil menjadi juara Piala Dunia 2002 dengan melakoni 64 laga. Pada Senin pekan ini, ia melewati tes kesehatan di Recife. Di kota yang sama pula, Carlos Dunga sedang menyiapkan pasukannya untuk merangsek timnas Paraguay dalam laga penyisihan Piala Dunia pada Rabu (10/6).

"Saya telah memenangi segalanya sebagai pemain. Ini tentunya motivasi baru," katanya. "Presiden Real Madrid telah menyiapkan tim yang sangat kompetitif untuk menjuarai liga di Spanyol dan di Eropa. Ini alasan saya memilih mereka".

Pernyataannya memuat antusiasme dan memiliki imajinasi, karena dia menebar pesan positif bagi orang lain, utamanya bagi para ABG. Tebarlah jala antusiasme di tengah samudera apatisme.

Konsekwensinya, tidak ada orang yang mau bekerja bersama dengan seseorang yang tidak bersemangat. Kaka ingin para ABG menunjukkan antusiasme, membuang apatisme ketika merayakan hidup. Caranya, menciptakan sudut hening dalam diri untuk melabrak kelelahan.

Bukankah laga bola memerlukan asupan gizi memadai, menarik sejumput antusiasme dan menghela kreativitas. Kecerdasan emosional gaya Kaka.

Serie A 2008/09 sudah berakhir. Cinta akan San Siro membakar semangat Kaka, meski hengkangnya dari Milan menyisakan kekecewaan. Disebut-sebut sebagai calon peraih "scudetto", I Rossoneri tidak mampu menjadi ancaman buat musuh bebuyutannya Inter Milan.

Hasil "mercato" mereka terbilang kurang mulus. Kegemilangan Kaka, Pato, dan Filipo Inzaghi di penghujung waktu, tidak menolong skuad ini di posisi tiga besar.

Serie A kelak mengibarkan bendera duka. Pelatih kondang Carlo Ancelotti hengkang ke Chelsea. Sedangkan punggawa legendaris Paolo Maldini gantung sepatu. Gerbong berikutnya, striker Inter Milan, Zlatan Ibrahimovic juga dikabarkan sedang dilirik Barcelona. Selanjutnya, striker Milan, Alezandre Pato juga dikerling klub di luar Italia. Andrea Pirlo didekati Chelsea dengan iming-iming kontrak empat tahun.

"Sepuluh tahun lalu, Messi dan Cristiano Ronaldo bisa bermain di Italia. Tapi, sekarang tak satu pun yang mempertimbangkan bermain di sini," keluh Wakil Presiden Milan, Adriano Galliani. Bahkan, lima nomine Pemain Terbaik Dunia 2008 (Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, Fernando Torres, dan Xavi Hernandez), berlaga di Spanyol dan Inggris.

"Saya tidak kecewa dengan Milan," katanya kepada wartawan di Brazil. "Ada krisis (keuangan). Saya paham betul posisi klub saat ini. Saya menghormati klub dan Presiden Milan. Klub ini memerlukan pengorbanan, memerlukan upaya timbal balik," katanya seperti dikutip dari Reuters.

Keteladanan Kaka bagi para ABG diibaratkan sebagai harapan akan munculnya secercah cahaya di ujung terowongan gelap. Mengapa? Laga kehidupan disesaki ulah sesama yang kurang menghormati sesama. Hidup bertetangga tinggal memori di buku pelajaran sekolah. Dan Kaka menawarkan ruang batin kemanusiaan, bukan ruang kebencian atas nama kepentingan apa pun.

"Saya belum tahu nomor punggung kostum saya. Saya coba menulis sejarah. Saya telah memilih," katanya. Pernyataan yang keluar dari keheningan, menilik perjalanan hidup masa lalu demi mencerahi misteri remang-remang misteri Ilahi. Warta bermakna bagi para ABG di tengah kepungan konsumerisme. Ia menawarkan relunghening kontemplasi.

Keteladanan Kaka merujuk kepada sepenggal drama klasik yang diutarakan di pilar katedral Rio de Janeiro. "Berjalanlah terus dengan meniti di pantai pasir putih meski jejak langkah kadangkala tidak berupa empat langkah kaki (dua milikmu dan dua milik-Ku). itu tidak berarti kau sedang sendirian." Bukan reaktif, tetapi warta kontemplatif untuk para ABG! (*)