Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup di zona merah seiring pelemahan bursa saham global.

IHSG ditutup melemah 73,99 poin atau 1,62 persen ke posisi 4.501,92. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 15,22 poin atau 2,23 persen menjadi 667,63.

"Harga minyak yang anjlok jadi sentimen utama pelemahan IHSG hari ini," kata analis Indopremier Sekuritas Mino di Jakarta, Selasa.

Baca juga: IHSG diprediksi melemah hari ini, dipicu minusnya harga minyak AS

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun hingga ke zona negatif untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Produsen minyak Amerika telah kehabisan tempat untuk menampung minyak akibat kelebihan suplai yang disebabkan turunnya permintaan akibat terdampak pandemi COVID-19.

Harga penutupan kontrak berjangka WTI minus 37,63 dolar AS per barel pada penutupan perdagangan Senin (20/4/2020) kemarin.

Dibuka melemah, IHSG terus terkoreksi dan tak mampu beranjak dari zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Seluruh sektor terkoreksi dengan sektor pertanian turun paling dalam yaitu minus 2,46 persen, diikuti pertambangan dan keuangan dasar masing-masing minus 2,3 persen dan minus 2,2 persen.

Penutupan IHSG diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp427,3 miliar.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 479.671 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 8,98 miliar lembar saham senilai Rp6,48 triliun. Sebanyak 76 saham naik, 323 saham menurun, dan 130 saham tidak bergerak nilainya.

Sementara itu, bursa saham regional Asia pada Selasa sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 388,3 poin atau 1,97 persen ke 19.280,8, indeks Hang Seng melemah 536,4 poin atau 2,2 persen ke 23.793,6, dan indeks Straits Times melemah 43,43 poin atau 1,67 persen ke 2.554,42.

Baca juga: Bursa Saham Hong Kong anjlok, Indeks Hang Seng dibuka turun 82,18 poin
Baca juga: Wall Street anjlok, terseret kejatuhan harga minyak mentah Amerika