Jakarta (ANTARA News) - Indonesia bersama negara-negara cinta damai lainnya mengutuk kebijakan dan tindakan Israel di wilayah Palestina yang didudukinya, kata Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Triyono Wibowo.

"Kami menyerukan masyarakat internasional untuk terus mendorong bagi tercapainya penyelesaian final konflik Palestina dan Israel," kata Triyono dalam sambutannya pada acara "United Nations Asian and Pasific Meeting on the Question of Palestine", di Jakarta, Senin.

Pemerintah Indonesia, katanya, senang dengan apa yang telah dilakukan oleh masyarakat internasional untuk memberi bantuan kepada rakyat Palestina.

Ia menyebut realisasi sejumlah bantuan yang dibuat pada pertemuan tingkat menteri Asia-Afrika pada 14 Juli 2008.

Dalam pertemuan itu, sejumlah negara di Asia-Afrika sepakat menyediakan program pembangunan kapasitas bagi Palestina sebagai antisipasi bilamana satu negara Palestina merdeka terwujud.

Program tersebut diperuntukan antara lain untuk diplomat, pejabat pemerintah dan pengusaha dalam membangun institusi sosial, politik dan ekonomi.

Disebutkannya pula, Konferensi Internasional Kairo pada Maret 2008 merupakan bentuk dukungan ekonomi Palestina dan rekonstruksi Gaza, menyusul konferensi negara-negara donor di Paris pada Desember 2007.

"Ini merupakan indikasi komitmen masyarakat internasional untuk menjawab masalah Palestina. Kami menyerukan kembali apa yang dijanjikan agar segera dipenuhi," kata Triyono.

Pada bagian lain ia mengatakan bahwa pertanggungjawaban Israel merupakan syarat bagi penyelesaian masalah Palestina karena negara itu telah melakukan pelanggaran hukum internasional dan kejahatan kemanusiaan.

Dia menyatakan Israel tidak menghormati resolusi-resolusi yang dikeluarkan Dewan Keamanan dan Sidang Umum PBB.

"Aksi-aksi militernya terhadap warga sipil yang tak bersalah dan tak bersenjata menjadi keprihatinan bersama," katanya.

Serangan Israel secara besar-besaran pada 27 Desember 2008 telah menewaskan lebih dari 1.400 warga Palestina, kebanyakan warga sipil, dan 13 warga Israel, kebanyakan personil militer.

Perang selama 22 hari itu menyebabkan daerah-daerah luas Gaza porak- poranda dan Israel mendapat kecaman luas dan tuduhan dari berbagai pihak bahwa negara Yahudi itu mungkin melakukan kejahatan kemanusiaan.
(*)