Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi, Eric Alexander Sugandi memperkirakan rupiah pada akhir tahun bisa mencapai Rp9.500 per dolar AS, karena modal asing ke pasar domestik terus meningkat.

"Meski rupiah saat ini terkoreksi hingga mencapai Rp9.980 per dolar, namun aksi lepas rupiah diperkirakan tidak berlangsung lama karena itu peluang untuk mencapai level Rp9.500 sangat besar," katanya di Jakarta, Senin.

Menurut Eric Sugandi, penguatan rupiah lebih banyak disebabkan oleh faktor global, yaitu mulai meredanya pesimisme mengenai prospek ekonomi Amerika Serikat dan mata uang utama Asia cenderung menguat terhadap dolar AS..

Data-data terakhir misalnya biaya pengeluaran konsumsi pribadi (personal consumption expenditure) sudah menunjukkan adanya perbaikan sehingga banyak pelaku pasar yang memperkirakan pemburukan ekonomi AS sudah mencapai dasarnya di kuartal pertama 2009.

Membaiknya persepsi terhadap ekonomi AS menyebabkan global portfolio investors mulai memasuki pasar emerging markets kembali, tuturnya.

Meskipun demikian, lanjut dia faktor-faktor domestik juga mempunyai peranan sebagai penunjang. Faktor-faktor domestik ini di antaranya kondusifnya kondisi sosial politik di Indonesia menjelang pilpres, masih atraktifnya suku bunga dan yield asset-aset di Indonesia dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia jika dibandingkan negara-negara Asia lainnya.

Karena itu Standard Chartered Bank sendiri memperkirakan IDR akan terus menguat ke 9,500 per dolar di akhir tahun 2009, seiring dengan makin derasnya arus investasi portofolio ke emerging markets, ucapnya.

Ia mengatakan, dengan mulai bertambahnya supply dolar ke pasar global market, akibat berbagai kebijakan pemerintah dan bank sentral AS, diharapkan sistem perbankan AS akan mulai pulih secara bertahap, dan akan mendorong makin banyaknya foreign direct investment ke emerging markets di tahun 2010.

Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib optimis rupiah akan kembali menguat dan akan akan menjauhi angka Rp10.000 per dolar, karena positif pasar makin besar.

Makin besarnya aktifitas investor asing bermain di pasar domestik merupakan faktor yang menunjukkan kepercayaan asing makin besar, apalagi selisih bunga rupiah dan dolar masih tinggi.

Karena itu pelaku lebih optimis melakukan investasi di pasar domestik ketimbang di pasar lain, katanya.

Sentimen positif, lanjut dia juga semakin besar setelah keluar laporan bahwa Bank Pembangunan Asia (ADB) siap memberikan pinjaman dana sebesar 1 juta dolar AS yang akan digunakan sebagai dana siaga.

Dana itu dipersiapkan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan rupiah, ujarnya.(*)