Solo (ANTARA News) - Sebanyak 26 perajin kompor minyak tanah yang berada
di daerah Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, gulung tikar dan
tidak berproduksi lagi.
Salah satu perajin kopor minyak tanah di daerah Semanggi Jumadi
(55) mengatakan produksi kompor berhenti akibat tidak ada pemesanan
setelah penghapusan subsidi minyak tanah mulai tanggal 1 Juni 2008.
Jumadi mengatakan, tiga karyawannya terpaksa kena pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Sebelum ada program konversi minyak tanah ke gas setiap harinya kami
mampu memproduksi minimal 24 kompor, tetapi sekarang terus menyusut dan
bahkan mulai Senin haini ini sudah sama sekali tidak membuat kompor
minyak tanah dan untuk karyawannya ya kami PHK," paparnya.
Hal senada juga dilakukan oleh perajin kompor minyak tanah lainnya yang
sekarang sudah banyak yang berhenti tidak membuat kompor minyak tanah
lagi."Ya di kampung kami ini memang salah satu pusat tempat perajin
pembuatan kompor minyak tanah,"jelasnya.
Ia
mengatakan kompor minyak tanah harganya bervariasi antara Rp20 ribu
sampai Rp40 ribu per buah, tetapi sekarang ini dengan kualitas yang
paling baik dijual Rp25 ribu/buah saja tidak laku.
"Saya belum
bisa berpikir setelah tidak membuat kompor minyak tanah ini mau bekerja
apalagi, dan yang jelas pengangguran disini tambah lagi, ya bayangkan
saja kalau kampung Semanggi ini sebagian besar perajin industri kompor
minyak tanah, dan sekarang kampor itu di ganti gas jelas pengangguran
disini banyak mas," kaeluh Jumadi.(*)
Perajin Kompor Menganggur Setelah Minyak Diganti Gas
8 Juni 2009 10:31 WIB
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009
Tags: