Paris (ANTARA News/Reuters) - Roger Federer meraih tropi Prancis Terbuka untuk pertama kalinya setelah dalam pertandingan final, Minggu, mengalahkan petenis Swedia Robin Soderling 6-1 7-6 6-4.

Petenis Swiss berusia 27 tahun itu kini menyamakan rekor Pete Sampras yang telah mengoleksi 14 gelar juara grand slam.

Federer, petenis nomor dua dunia, menjadi petenis keenam yang telah memenangi empat turnamen grand slam (Prancis Terbuka, AS Terbuka, Australia Terbuka dan Wimbledon).

Ia memerlukan waktu satu jam 55 menit untuk menaklukkan Soderling, yang sebelumnya membuat kejutan ketika menyingkirkan pemain nomor satu dunia Rafael Nadal di putaran keempat.

Federer merebut set pertama dalam waktu 23 menit, sementara pada babak kedua harus melalui tie-break 7-1.

"Tidak mudah untuk mengendalikan emosi saya dalam pertandingan tadi. Ini mungkin sebagai kemenangan paling berkesan dalam karir saya," kata Federer.

Petenis Swiss itu langsung melesat pada awal set pertama dan memimpin 4-0 dengan dua kali mematahkan servis lawan.

Soderling merebut satu game namun Federer, yang tidak pernah kalah dari petenis Swedia itu dalam sembilan pertemuan sebelumnya, tetap melakukan tekanan dan menutup set itu dengan sebuah pukulan silang.

Di set kedua, pertandingan sempat terganggu ketika seorang pria masuk ke lapangan utama Roland Garros dengan membawa bendera merah-biru dan mendekati Federer.

Pria itu loncat dari tribun penonton kemudian menuju pemain nomor dua dunia dari Swiss itu dan menyentuhnya dengan bendera.

Saat itu Federer unggul 2-1 pada set kedua dan akan melakukan servis game keempat.

Pria pembawa bendera itu kemudian melintasi net menuju Soderling, namun petugas keamanan Roland Garros menangkapnya dan membawanya ke luar stadion.

Federer kehilangan tiga poin berturut-turut setelah insiden itu sehingga Soderling dapat mengejar 2-2, sebelum akhirnya terjadi tie-break yang dimenangi Federer.

Pada set ketiga, Federer mematahkan servis lawannya pada game pertama ketika pukulan forehan Soderling melebar. Soderling selanjutnya tidak dapat mengejar ketinggalannya dan akhirnya kalah setelah bola pengembaliannya membentur net.(*)