Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu memproyeksikan jumlah pengangguran di Indonesia bisa bertambah sebanyak lebih dari 5 juta orang akibat tekanan pandemi COVID-19.

Febrio mengatakan jumlah tambahan pengangguran itu didasarkan pada proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam skenario yang sangat berat yakni terkontraksi.

“Kita harus siap dengan skenario sangat berat bahkan di skenario itu kita akan minus sekian persen. Kalau di skenario sangat berat ini bisa lebih dari 5 juta orang (pengangguran),” katanya dalam diskusi publik secara daring di Jakarta, Senin.

Baca juga: Sri Mulyani: Pengangguran di banyak negara berpotensi tumbuh 2 digit
Baca juga: BKF duga anggaran Rp405,1 triliun tak cukup tangani dampak COVID-19

Sementara itu, Febrio menyatakan dalam skenario berat pertumbuhan ekonomi nasional yaitu 2,3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) maka jumlah pengangguran diprediksikan sebanyak 2,9 juta orang.

“Dengan pertumbuhan 2,3 persen terhadap PDB itu kan skenario berat. Kalau skenario berat akan ada tambahan 2,9 juta orang pengangguran,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Febrio memastikan saat ini pemerintah sedang berusaha menjaga stabilitas perekonomian di tengah tekanan wabah COVID-19 agar tak berdampak pada pertambahan jumlah pengangguran.

Febrio pun mengimbau lembaga dan otoritas lain saling bekerja sama dengan pemerintah agar dapat memitigasi kemungkinan terjadinya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terkontraksi pada 2020.

“Ini yang kita coba contain dan jaga. Ini jelas bukan hanya pemerintah saja karena enggak akan sanggup jadi kita mau dari otoritas lain tidak terbatas dari itu ketika menghadapi krisis ini kita harus siap-siap bagi-bagi beban,” tegasnya.

Baca juga: Kepala BKF: Ekonomi dunia melambat dengan banyak ketidakpastian

Meski demikian, Febrio menuturkan potensi tambahan pengangguran ini tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga di negara lain seperti Amerika Serikat yang diperkirakan naik dari 3,7 persen ke 10,4 persen pada 2020.

“Misalnya di AS ini benar-benar unprecedented, belum pernah tingkat pengangguran mereka akan setinggi ini. Mereka akan meningkat penganggurannya bisa lebih dari 10 persen,” ujarnya.