Merry Riana: Perlu adaptasi untuk bekerja dari rumah
20 April 2020 12:18 WIB
Motivator sekaligus pengusaha Merry Riana ketika ditemui di sela peresmian outlet Goola di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD), Pacific Place, Jakarta, Jumat (5/7/2019). (ANTARA/ Zubi Mahrofi)
Jakarta (ANTARA) - Motivator Merry Riana mengatakan perlu adaptasi untuk bisa melakukan praktik kerja dan belajar dari rumah pada masa pandemi COVID-19.
"Ruang gerak kita saat ini terbatas. Di awal tentu kita tidak merasa nyaman, tetapi kita harus beradaptasi," kata Merry saat jumpa pers di Graha BNPB sebagaimana disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Senin.
Merry mengatakan pandemi COVID-19 tidak hanya melanda Indonesia, tetapi seluruh dunia. Karena itu, merupakan tanggung jawab bersama untuk bisa mencegah penularan dengan bekerja, belajar, dan beribadah di rumah.
Meskipun di rumah saja, Merry mengatakan setiap orang bisa tetap beraktivitas. Agar aktivitas di rumah tetap produktif, maka perlu partisipasi, pikiran yang terbuka, dan aksi yang dilakukan semua orang.
Baca juga: Pemerintah bagikan sembako kepada 1,2 juta keluarga di DKI Jakarta
"Kita harus memaksimalkan waktu yang kita punya. Karena itu, kita harus tetap berpartisipasi dan proaktif. Jangan biarkan keterbatasan membatasi kita," tuturnya.
Selain itu, Ia juga menyarankan setiap orang berpikir secara terbuka dalam menghadapi pandemi COVID-19. Menurut dia, setiap orang harus siap menerima hal-hal baru dengan pikiran yang terbuka.
Yang ketiga dan paling penting adalah aksi. Merry mengatakan ada orang yang hidupnya berubah setelah mengikuti seminar motivasi, tetapi ada juga yang tidak berubah.
"Yang membedakan adaah aksi. Jangan hanya mencatat, tetap praktik setelah selesai mengikuti seminar,"
Pada masa pandemi COVID-19, agar di rumah saja tetap sehat, Merry menyarankan masyarakat untuk menjaga imun, menjaga iman, dan menjaga pikiran.
"Bisa saja fisik kita di rumah, tetapi pikiran kita ke mana-mana. Membaca dan melihat berita-berita yang bermacam-macam tentang virus corona, kemudian merasa takut. Ketakutan itu justru bisa membuat kita menjadi sakit," katanya.
Baca juga: Merry Riana: Pandemi COVID-19 ibarat masa ulat menjadi kepompong
"Ruang gerak kita saat ini terbatas. Di awal tentu kita tidak merasa nyaman, tetapi kita harus beradaptasi," kata Merry saat jumpa pers di Graha BNPB sebagaimana disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Senin.
Merry mengatakan pandemi COVID-19 tidak hanya melanda Indonesia, tetapi seluruh dunia. Karena itu, merupakan tanggung jawab bersama untuk bisa mencegah penularan dengan bekerja, belajar, dan beribadah di rumah.
Meskipun di rumah saja, Merry mengatakan setiap orang bisa tetap beraktivitas. Agar aktivitas di rumah tetap produktif, maka perlu partisipasi, pikiran yang terbuka, dan aksi yang dilakukan semua orang.
Baca juga: Pemerintah bagikan sembako kepada 1,2 juta keluarga di DKI Jakarta
"Kita harus memaksimalkan waktu yang kita punya. Karena itu, kita harus tetap berpartisipasi dan proaktif. Jangan biarkan keterbatasan membatasi kita," tuturnya.
Selain itu, Ia juga menyarankan setiap orang berpikir secara terbuka dalam menghadapi pandemi COVID-19. Menurut dia, setiap orang harus siap menerima hal-hal baru dengan pikiran yang terbuka.
Yang ketiga dan paling penting adalah aksi. Merry mengatakan ada orang yang hidupnya berubah setelah mengikuti seminar motivasi, tetapi ada juga yang tidak berubah.
"Yang membedakan adaah aksi. Jangan hanya mencatat, tetap praktik setelah selesai mengikuti seminar,"
Pada masa pandemi COVID-19, agar di rumah saja tetap sehat, Merry menyarankan masyarakat untuk menjaga imun, menjaga iman, dan menjaga pikiran.
"Bisa saja fisik kita di rumah, tetapi pikiran kita ke mana-mana. Membaca dan melihat berita-berita yang bermacam-macam tentang virus corona, kemudian merasa takut. Ketakutan itu justru bisa membuat kita menjadi sakit," katanya.
Baca juga: Merry Riana: Pandemi COVID-19 ibarat masa ulat menjadi kepompong
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020
Tags: