Jakarta (ANTARA News) - Masuknya dana asing ke Indonesia mendorong perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Jumat, ditutup menguat 45,418 poin atau 2,23 persen menjadi 2.078,134 poin.

"Aliran dana asing masih berlanjut ke pasar modal karena melihat kondisi perekonomian Indonesia dan persepsi risiko yang masih baik, mendorong indeks menguat. Hal yang sama juga terlihat di rupiah yang terus menguat," kata analis PT Valbury Asia Securitas, Krisna Dwi Setiawan di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan hal ini dipengaruhi persepsi positif dari pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama di kuartal I yang mencapai 4,4 persen.

"Sentimen positif masih terus dirasakan, apalagi BI rate yang diturunkan juga menjadi sentimen positif bagi indeks," katanya.

Selain itu juga meningkatnya harga minyak mendorong saham-saham pertambangan dan komoditas, katanya.

Ia menambahkan dalam perdagangan kali ini, dana masuk di hampir semua sektor sehingga, harga saham hampir merata di semua sektor. "Baik yang tradisional seperti perbankan dan properti atau juga komoditas," katanya.

Menurut dia, berdasarkan pengalaman krisis, biasanya penguatan indeks akan terjadi selama enam bulan.

Sementara itu, dalam penutupan perdagangan pada akhir pekan ini, saham yang diperjualbelikan mencapai 7,8 miliar lembar dengan frekuensi perdagangan 130.689 kali dan total nilai mencapai Rp5,891 triliun.

Indeks mencatat, beberapa saham yang mengalami penguatan diantaranya TINS sebesar Rp250 menjadi Rp2.400, Bank Mandiri (BMRI) naik sebesar Rp200 menjadi Rp3.575 dan Antam (ANTM) naik Rp75 menjadi Rp2.325.

Sedangkan beberapa saham yang mengalami pelemahan diantaranya Indosat (ISAT) turun Rp50 menjadi Rp5.200, Adaro (ADRO) turun Rp20 menjadi Rp1.320 dan Telkom (TLKM) turun Rp50 menjadi Rp7.750. (*)