Jakarta,(ANTARA News) - Tim Kampanye Nasional JK-Wiranto mengkritisi secara tajam survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan menduga survei itu tidak independen karena dibiayai Fox Indonesia, konsultan SBY-Boediono.

Sikap itu disampaikan Juru Bicara dan Wakil Koordinator Bidang Pencitraan Tim Kampanye Nasional JK-Wiranto, Indra Jaya Piliang dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat.

Pernyataan Tm Kampanye Nasional JK-Win terkait pengumuman hasil survei di Jakarta pada Kamis (4/6). Sikap Tim Kampanye Nasional JK-Win meliputi beberapa hal.

Pertama, pengakuan LSI bahwa survei itu dibiayai oleh Fox Indonesia yang merupakan konsultan kampanye pasangan SBY-Boediono cukup mengejutkan, sekalipun hal ini sudah menjadi pengetahuan publik.

LSI dalam hal ini bermasalah dari sisi kridensial dan kredibilitas. Karena itu, JK-Win memandang perlu agar LSI mengumumkan kuesioner yang ditanyakan kepada responden.

"Kuesioner, dalam survei sosial, bisa dibuat mengarahkan responden kepada pilihan-pilihan yang sudah didesain sebelumnya," katanya.

Kedua, perolehan angka 70 persen untuk pasangan SBY-Boedino, 18 persen untuk pasangan Megawati-Prabowo dan tujuh persen untuk JK-Wiranto adalah angka pertama sebelum penetapan pasangan calon dan pengundian nomor urut.

Seperti disebutkan, survei dilakukan pada25-30 Mei 2009. Angka-angka itu tidak bisa disebut sebagai "angka naik" atau "angka turun" dibandingkan dengan bulan sebelumnya, terutama untuk pasangan JK-Wiranto yang belum pernah disurvei .

Ketiga, sehubungan dengan penyebutan isu Jawa-Luar Jawa yang muncul dalam survei serta dikaitkan dengan tingkat keterpilihan, maka JK-Win memandang bahwa isu itu sama sekali tidak terkait dengan kesimpulan survei yang menyebut slogan "Jawa-Luar Jawa" dan "Pasangan Nusantara" lebih terlihat pada SBY-Boediono dibanding "JK-Wiranto"

Kesimpulan itu dipaksakan. Pasangan Nusantara yang muncul sebagai slogan JK-Wiranto tidak terkait dengan etnisitas, melainkan kepada besaran pengaruh presiden dan wakil presiden yang berbeda dengan pengaruh gubernur-wakil gubernur.

Keempat, begitu pula kesimpulan survei yang menyebut "pemilih muslim sedikit yang memberikan suara mereka pada pasangan JK-Wiranto walaupun sekelompok elite menganggap pasangan ini lebih mewakili kepentingan ummat" juga tidak relevan dengan pengelompokan responden menjadi santri-abangan dan muslim-non muslim.

LSI sama sekali tidak merujuk kepada elite yang dimaksudkan. Pembuatan kesimpulan tanpa dikaitkan dengan fakta yang sebenarnya sangat berbahaya bagi pembentukan opini publik.

Kelima, kepada seluruh anggota Tim Nasional Kampanye JK-Wiranto diminta untuk tidak terpengaruh kepada survei ini, melainkan dijadikan sebagai cambuk untuk lebih bekerja keras.

Pilpres tidak ditentukan oleh hasil survei, melainkan oleh hasil kerja keras seluruh tim kampanye, baik di tingkat nasional, apalagi di tingkat basis.

Indra Jaya Piliang mengatakan, survei yang dilakukan oleh LSI tidak semuanya benar karena masih ada waktu sebulan untuk mempersiapkan kampanye.

"Kita lihat saja nanti siapa yang menjadi presiden, pertarungan kampanye masih 30 hari," katanya.

Sementara itu, Tim sukses pasangan capres Mega-Prabowo, Maruarar Sirait menilai survei yang dilakukan LSI belum tentu benar karena masih ada waktu 30 hari untuk melakukan kampanye besar-besaran.

"Saya menghargai upaya LSI untuk melakukan survei, namun datanya belum tentu benar. Kita lihat saja nanti saat pelaksanaan Pilpres," katanya yang juga menjabat sebagai ketua Bidang Pemuda, Mahasiswa dan Olahraga DPP PDIP.

Ia mengaku tidak terlalu percaya dengan data survei yang dilakukan LSI, karena survei itu dilakukan berdasarkan permintaan dari Fox Indonesia, yang merupakan tim konsultan pasangan SBY-Boediono.

"Saya melihat ada kecenderungan penggiringan opini oleh lembaga-lembaga survei yang ada, yang mayoritasnya adalah tim sukses SBY," katanya.

Sedangkan Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum, menyatakan, bersyukur dengan adanya survei dari LSI yang menyebutkan keterpilihan pasangan SBY-Boediono masih teratas dibandingkan dua pasangan capres lainnya.

"Survei ini sangat relevan dengan slogan `Lanjutkan`," katanya.(*)