Makassar (ANTARA) - Siswa SMA Sekolah Islam Athirah Makassar Sulawesi Selatan mengajak masyarakat berdonasi untuk membantu para pekerja informal memenuhi kebutuhan pangannya di tengah pandemi virus corona atau COVID-19.

Tidak semua orang dapat tetap #DiRumahSaja, ada yang harus meninggalkan rumah demi memenuhi kebutuhan hidupnya, demikian bunyi kalimat ajakan berdonasi dalam sebuah poster yang dibuat siswa kelas XI SMA Islam Athirah 1 Makassar.

Baca juga: Ridwan Kamil minta bupati/wali kota sempurnakan data penerima bansos

Poster itu dibuat oleh Nailah Dea Mutiarasani bersama 14 orang temannya. Hati mereka tergerak mengumpulkan donasi untuk memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan.

“Awalnya ide ini dari saya, iseng-iseng saya tanya temanku, mereka juga awalnya ragu, tapi dicoba saja, karena niat kita mau membantu,” ujar Dea sapaan perempuan berumur 16 tahun itu di Makassar, Minggu.

Baca juga: Kelenteng Banyumas galang dana pengadaan APD untuk tenaga medis

Pada masa darurat pandemi COVID-19, pemerintah telah mengeluarkan imbauan untuk belajar, beribadah, dan bekerja dari rumah. Namun ada beberapa profesi yang tidak dapat dilakukan dari rumah khususnya pada para pekerja informal.

Mereka di antaranya tukang ojek, tukang becak, dan pekerja harian lainnya. Pekerjaan itu mengharuskan mereka meninggalkan rumah demi kelangsungan hidupnya.

Baca juga: Kepedulian perempuan Papua cegah COVID-19

Atas dasar itu, Dea dan teman-temannya merasa terpanggil untuk ikut andil mengurangi beban mereka dengan membentuk gerakan “Help From Home” (membantu dari rumah).

"Donasi yang terkumpul itu segera kita salurkan dalam bentuk barang berupa nasi kotak dan masker kain," ujarnya.

Kepala SMA Islam Athirah 1 Makassar, Tawakkal Kahar, S.Pd., M.Pd. mengatakan aksi tersebut merupakan inisiatif siswanya.

Ia hanya memberikan motivasi dan mengingatkan agar tetap berhati-hati karena Makassar masih tidak aman dari ancaman COVID-19.

“Kami bahagia mendengarnya, ini inisiatif mereka. Ini bukti bahwa pendidikan karakter, dalam hal ini berbagi kepada sesama yang telah kita tanamkan saat mereka di sekolah itu telah mereka implementasikan, artinya saat ini mereka memahami betul arti berempati,” urai Tawakkal.

“Kami senantiasa berkomunikasi dengan Dea dan timnya, terus memotivasi, memberikan dukungan, dan berpesan agar tetap berhati-hati karena Makassar masih zona merah,” sambungnya.