Kasus pertama, seorang warga Boyolali dinyatakan positif COVID-19
19 April 2020 16:03 WIB
Ketua Umum Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Boyolali, Masruri (kiri depan) bersama jajarannya saat memberikan keterangan satu warganya positif COVID-19, di Posko Satgas COVID-19 kantor BPBD Boyolali, Minggu (19/4/2020).(ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)
Boyolali (ANTARA) - Seorang dari 16 pasien dalam pengawasan (PDP) warga Kabupaten Boyolali terkonfirmasi positif terjangkit Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dan kini menjalani perawatan dan isolasi di ruang Brotowali RSUD Pandan Arang Boyolali.
"Benar, ini kasus pertama satu orang warga Boyolali yang terkonfirmasi COVID-19, dan itu, sesuai hasil pemeriksaan PCR yang dilakukan Balai Besar Tehnik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta pada 18 April 2020," kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Boyolali, Masruri di Posko Satgas COVID-19 Kantor BPBD Boyolali, Minggu.
Baca juga: Ribuan karyawan perusahaan di Boyolali dirumahkan dampak COVID-19
Menurut Masruri, pasien tersebut memiliki riwayat perjalanan dari Surabaya, Jawa Timur, dan sampai di Kabupaten Boyolali kondisinya sudah sakit pada 3 April 2020. Pihak keluarga langsung membawa berobat di salah satu dokter praktek mandiri, dan pada 4 April dirujuk ke RS rujukan COVID-19, dan menjalani perawatan sebagai PDP.
Menurut dia, dengan melihat latar belakang tersebut, dapat disampaikan yang bersangkutan sudah tertular sebelum masuk ke Boyolali sehingga kasus pasien itu merupakan kasus importasi, bukan asli wabah di Boyolali.
Pasien tersebut setelah tiba di Boyolali melakukan kontak erat dengan keluarganya, dan petugas kesehatan yang melayani saat periksa hingga kemudian dirujuk ke RSUD Pandan Arang. Namun, warga yang kontak degan pasien itu, sudah ditracking untuk didata.
Baca juga: Boyolali mulai operasikan Rumah Sakit Darurat COVID-19
"Dinkes Boyolali sudah melakukan tracking kasus ini, dan dapat menginventarisasi orang yang kontak dan mereka masuk orang dalam pengawasan (ODP). Mereka kemudian akan menjalani Rapid Diagnosis Test (RDT), pokoknya semua orang yang kontak dengan PDP itu," katanya.
Berdasarkan hasil tersebut, kata dia, di Kabupaten Boyolali hingga sekarang dinyatakan belum ada kasus tranmisi lokal COVID-19 sehingga Boyolali untuk sementara statusnya tetap siaga darurat.
Oleh Karena itu, pihaknya mengajak semua warga masyarakat di Boyolali tetap melakukan lencegahan penyebaran COVID-19, dengan perilaku pola hidup sehat, dan budaya hidup bersih dan sehat.
Baca juga: Boyolali sebut belum ada positif COVID-19
Menurut dokter spesialis paru RSUD Pandan Arang Boyolali, Megantara, pasien positif COVID-19 tersebut masuk ruang IGD RSUD Pandan Arang, pada 4 April 2020, setelah mendapat rujukan dari fasilitas kesehatan lain. Pasien itu pun berstatus PDP COVID-19.
Tim medis mengambil sampel tes swab pada 9 April 2020, saat kondisinya memburuk. Hasil tes swab keluar 18 April 2020, dan dinyatakan positif COVID-19.
Namun, kondisi pasien saat ini berangsur-angsur membaik. Jika kondisinya sudah bagus atau sembuh ada dua alternatif tindakan selanjutnya. Dia dapat dipulangkan ke rumahnya dengan karantina mandiri atau dibawa ke RS Darurat COVID-19 Rusunawa untuk dikarantina.
Baca juga: Cegah penularan COVID-19, Polres Boyolali kawal puluhan pemudik
Kepala Dinkes Boyolali dokter Ratri S Lina mengatakan khusus untuk penanganan dan perawatan khusus pasien COVID-19 di Boyolali dilakukan di RS Darurat Rusunawa Mojosongo dan RSUD Pandan Arang.
Menurut Ratri, di Boyolali memang sengaja dikumpulkan untuk pasien COVID-19 tersebut di dua tempat tersebut. Jika tidak mampu melayani di RSD COVID-19 Rusunawa, pasien akan dibuatkan rujukan ke RSUD Pandan Arang Boyolali, ruang Brotowali.
"Ruang Brotowali RSUD Pandan Arang memang sudah disiapkan khusus alurnya terpisah dengan pasien-pasien yang lain. Sehingga, dengan pemisahan itu, tidak ada kontak antara pasien COVID-19, dengan pelayanan kesehatan lainnya. Kami berharap dengan dikumpulkan penanganan pasien COVID-19 di dua tempat itu, persebaran penyakit ini, semakin diminimalkan karena kontaknya semakin dipersempit," katanya.
Baca juga: Pemkab Boyolali siapkan RS khusus pasien COVID-19
"Benar, ini kasus pertama satu orang warga Boyolali yang terkonfirmasi COVID-19, dan itu, sesuai hasil pemeriksaan PCR yang dilakukan Balai Besar Tehnik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta pada 18 April 2020," kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Boyolali, Masruri di Posko Satgas COVID-19 Kantor BPBD Boyolali, Minggu.
Baca juga: Ribuan karyawan perusahaan di Boyolali dirumahkan dampak COVID-19
Menurut Masruri, pasien tersebut memiliki riwayat perjalanan dari Surabaya, Jawa Timur, dan sampai di Kabupaten Boyolali kondisinya sudah sakit pada 3 April 2020. Pihak keluarga langsung membawa berobat di salah satu dokter praktek mandiri, dan pada 4 April dirujuk ke RS rujukan COVID-19, dan menjalani perawatan sebagai PDP.
Menurut dia, dengan melihat latar belakang tersebut, dapat disampaikan yang bersangkutan sudah tertular sebelum masuk ke Boyolali sehingga kasus pasien itu merupakan kasus importasi, bukan asli wabah di Boyolali.
Pasien tersebut setelah tiba di Boyolali melakukan kontak erat dengan keluarganya, dan petugas kesehatan yang melayani saat periksa hingga kemudian dirujuk ke RSUD Pandan Arang. Namun, warga yang kontak degan pasien itu, sudah ditracking untuk didata.
Baca juga: Boyolali mulai operasikan Rumah Sakit Darurat COVID-19
"Dinkes Boyolali sudah melakukan tracking kasus ini, dan dapat menginventarisasi orang yang kontak dan mereka masuk orang dalam pengawasan (ODP). Mereka kemudian akan menjalani Rapid Diagnosis Test (RDT), pokoknya semua orang yang kontak dengan PDP itu," katanya.
Berdasarkan hasil tersebut, kata dia, di Kabupaten Boyolali hingga sekarang dinyatakan belum ada kasus tranmisi lokal COVID-19 sehingga Boyolali untuk sementara statusnya tetap siaga darurat.
Oleh Karena itu, pihaknya mengajak semua warga masyarakat di Boyolali tetap melakukan lencegahan penyebaran COVID-19, dengan perilaku pola hidup sehat, dan budaya hidup bersih dan sehat.
Baca juga: Boyolali sebut belum ada positif COVID-19
Menurut dokter spesialis paru RSUD Pandan Arang Boyolali, Megantara, pasien positif COVID-19 tersebut masuk ruang IGD RSUD Pandan Arang, pada 4 April 2020, setelah mendapat rujukan dari fasilitas kesehatan lain. Pasien itu pun berstatus PDP COVID-19.
Tim medis mengambil sampel tes swab pada 9 April 2020, saat kondisinya memburuk. Hasil tes swab keluar 18 April 2020, dan dinyatakan positif COVID-19.
Namun, kondisi pasien saat ini berangsur-angsur membaik. Jika kondisinya sudah bagus atau sembuh ada dua alternatif tindakan selanjutnya. Dia dapat dipulangkan ke rumahnya dengan karantina mandiri atau dibawa ke RS Darurat COVID-19 Rusunawa untuk dikarantina.
Baca juga: Cegah penularan COVID-19, Polres Boyolali kawal puluhan pemudik
Kepala Dinkes Boyolali dokter Ratri S Lina mengatakan khusus untuk penanganan dan perawatan khusus pasien COVID-19 di Boyolali dilakukan di RS Darurat Rusunawa Mojosongo dan RSUD Pandan Arang.
Menurut Ratri, di Boyolali memang sengaja dikumpulkan untuk pasien COVID-19 tersebut di dua tempat tersebut. Jika tidak mampu melayani di RSD COVID-19 Rusunawa, pasien akan dibuatkan rujukan ke RSUD Pandan Arang Boyolali, ruang Brotowali.
"Ruang Brotowali RSUD Pandan Arang memang sudah disiapkan khusus alurnya terpisah dengan pasien-pasien yang lain. Sehingga, dengan pemisahan itu, tidak ada kontak antara pasien COVID-19, dengan pelayanan kesehatan lainnya. Kami berharap dengan dikumpulkan penanganan pasien COVID-19 di dua tempat itu, persebaran penyakit ini, semakin diminimalkan karena kontaknya semakin dipersempit," katanya.
Baca juga: Pemkab Boyolali siapkan RS khusus pasien COVID-19
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020
Tags: