Jakarta (ANTARA) - Perawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Nurdiansyah, mengaku sempat mendapatkan pelatihan perawatan penyakit infeksius Sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS-Cov), sebelum menangani pasien COVID-19.

Nurdiansyah mengatakan pelatihan tersebut dilaksanakan pada Desember 2019, sebelum mengetahui adanya kasus COVID-19 masuk ke Indonesia.

"Kami memang 'training' dulu, itu persiapan kalau ada MERS-Cov. Kami tidak tahu untuk persiapan (COVID-19), di awal-awal Desember COVID-19 belum masuk Indonesia," ujar Nurdiansyah di Grha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Minggu.

Nurdiansyah mengatakan pada awal Desember tersebut, para perawat sempat melakukan pelatihan untuk menyegarkan kembali ingatan terkait dengan pengendalian dan pencegahan infeksi.

Nurdiansyah mengatakan selama satu setengah tahun bekerja di RSPI Sulianti Saroso, dia bekerja khusus merawat di ruangan pasien HIV/AIDS.

Sebelum kasus COVID-19 muncul, para perawat sudah menangani pasien dengan penyakit wabah MERS-Cov, flu burung, dan difteri.

Kemudian setelah COVID-19 terdeteksi di Indonesia, semua ruangan di rumah sakit tersebut berubah menjadi ruangan isolasi.

"Di awal Maret, kami dibagi beberapa ruangan. Akhirnya saya masuk ke menangani pasien COVID-19, karena memang sudah menjadi rujukan pasien COVID-19," ujar dia.

Baca juga: RSPI tegaskan perawat meninggal bukan pegawainya

Dalam penanganan pasien, katanya, para perawat RSPI menggunakan alat pelindung diri lengkap, di antaranya sepatu boots, baju coverall, kacamata pelindung, masker N95, visor dan dalaman baju scrub nurse agar tidak terpapar infeksi.

Baca juga: Perawat usulkan waktu kerja khusus selama tangani COVID-19

Nurdiansyah berpesan tidak hanya pemerintah, namun seluruh lapisan masyarakat untuk aktif melakukan pencegahan COVID-19 dengan mengikuti anjuran serta aturan yang sudah ditetapkan.

"Tolong lakukan pencegahan. Satu-satunya solusi COVID-19 adalah pencegahan. Jadilah garda terdepan, karena garda terdepan adalah masyarakat yang artinya kita semua," ujar Nurdiansyah.