Washington,(ANTARA News)) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Hillary Clinton, Rabu, mengimbau Beijing untuk mempublikasikan nama-nama korban tewas atau hilang dalam aksi protes di Lapangan Tiananmen, menjelang peringatan ke-20 tahun aksi penumpasan itu.

"China telah membuat kemajuan ekonomi yang hebat dan tampil mendapatkan hak di kepemimpinan global seyogianya menguji secara terbuka peristiwa-peristiwa gelap di waktu lampau, dan mengumumkan jumlah korban yang tewas, ditahan atau hilang, untuk dipelajari dan untuk memulihkan," kata Hillary dalam pernyataannya, seperti dikutip dari AFP.

Ia juga menyeru China agar membebaskan para tahanan yang masih ditahan karena ikut ambil bagian dalam aksi-aksi protes damai pro- demokrasi di Tiananmen, yang mendesak untuk diketahui berapa jumlah orang yang hilang.

"China bisa mengenang hari itu dengan langkah melakukan penegakan hukum, perlindungan dan pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia (HAM) internasional, serta pengembangan demokrasi mendapatkan prioritas yang sama yang mereka berikan terhadap reformasi ekonomi," katanya.

Kongres AS juga membuat imbauan serupa dalam suatu resolusi yang disepakati hampir dengan suara bulat pada hari sebelumnya.

China telah bertindak ketat dan menutup informasi menjelang hari peringatan itu, antara lain dengan melarang laporan-laporan televisi luar negeri mengenai aksi penumpasan Beijing terhadap para pemrotes yang menyebabkan ratusan, atau bahkan ribuan orang tewas.

Militer China dengan menggunakan kekerasan membersihkan lapangan luas di pusat Beijing itu pada 3-4 Juni, menumpas aksi-aksi protes yang dipimpin para mahasiswa yang kemudian menjadi satu gerakan massa untuk demokrasi.

Peringatan aksi penumpasan militer di Tiananmen itu, saat ratusan atau bahkan ribuan orang tewas, menjadi masalah sensitif bagi pemerintah pusat, yang menjadikan diskusi mengenai peristiwa Juni 1989 itu menjadi tabu.(*)