Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat mendorong para petani untuk tetap mengolah lahan pertanian yang ada guna mencegah terjadinya kekurangan pangan di tengah wabah Virus Corona baru atau COVID-19.
"Para petani agar tetap mengolah lahan pertanian yang ada sehingga tidak terjadi kekurangan pangan di NTT di tengah bencana COVID-19," kata Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat melalui Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Pemprov NTT Marius Ardu Jelamu di Kupang, Sabtu.
Ia mengingatkan agar para petani di provinsi berbasis kepulauan itu untuk tetap mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah selama berada di lahan pertanian mereka.
Baca juga: Menguji ketahanan pangan nasional di tengah wabah Corona
Beberapa protokol kesehatan yang harus tetap dipatuhi seperti mencuci tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah membersihkan kebun, menjaga jarak dengan semua anggota keluarga saat berada di kebun, dan tetap menggunakan masker.
Menurut Viktor, apabila petani tetap tinggal di rumah selama COVID-19 berlangsung, dikhawatirkan muncul persoalan baru seperti terjadinya kekurangan pangan sebagai dampak tidak diolahnya lahan pertanian yang ada.
Baca juga: Peneliti ingatkan ketahanan pangan jadi prioritas utama ketika wabah
Viktor berharap petani di NTT untuk menanam tanaman yang tidak terlalu banyak membutuhkan air banyak.
"Apabila kondisi air tidak memadai untuk kebutuhan persawahan maka bisa disiasati dengan menanam tanaman lain yang tidak membutuhkan air banyak dan cepat dipanen," tegasnya.
Viktor mendorong petani untuk memperbanyak menanam tanaman jagung dan kacang-kacangan serta sayur-sayuran yang tidak membutuhkan air banyak di tengah terjadi kekurangan air.
Baca juga: Petani diimbau perbanyak tanaman pangan, antisipasi dampak Corona
Gubernur NTT semangati petani agar tetap bercocok tanam
18 April 2020 20:13 WIB
Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat. ANTARA/Benny Jahang/pri.
Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: