Jakarta (ANTARA News) - Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR RI Effendy Bhoirie menduga penggantian posisinya di DPR karena dia mendukung hak angket mengenai Daftar Pemilih Tetap (DPT), namun dia menerima keputusan partainya itu.

Kepada pers di Gedung DPR/MPR Jakarta, Rabu, lelaki yang akrab disapa Gus Choi ini mengaku Partai Demokrat telah mengintervensi pimpinan PKB karena sikap PKB terhadap hak angket meresahkan Partai Demokrat.

"Demokrat sampai mengancam FKB sehingga wajar kalau kemudian saya yang memimpin FKB DPR diberhentikan," kata Gus Choi.

Gus Choi berjanji menerima keputusan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar yang memecatnya dari Ketua FKB, apapun alasannya agar tidak memperpanjang konflik PKB yang selama ini terjadi terus-terusan.

"Saya sudah capek dengan konflik PKB selama ini. Karena itu, keputusan Muhaimin akan saya terima dengan `legowo` (ikhlas) dan tidak perlu lagi diperpanjang masalahnya," ujar Effendy Choirie.

Dia berharap, ke depan PKB bersatu agar suaranya dalam Pilpres 2014 kembali signifikan dan menjadi partai besar lagi.

"Sekarang suaranya kecil, yakni 4,64 persen. Padahal, sebelumnya 13 persen. Karena itu, dengan bersatu PKB ke depan akan menjadi partai besar dan lebih besar lagi," kata Gus Choi.

Menurut Gus Choi, dukungannya terhadap angket DPT adalah sebagai hak-hak dasar yang harus diperjuangkan oleh PKB, dan itu merupakan hak dasar untuk rakyat dalam berdemokrasi.

"Sikap saya ini sama sekali tidak ada transaksi-transaksi politik apa pun dan tidak terkait dengan koalisi pilpres," katanya seraya menambahkan selama ini PKB adalah lokomotif perjuangan rakyat.

Menyinggung dukungan Gus Dur kepada dirinya, Gus Choi menjelaskan, dalam kasus pemecatan itu dia sama sekali tidak menghubungi Gus Dur.

"Alhamdulillah Gus Dur ternyata masih mengikuti perkembangan Fraksi PKB di DPR. Sebagai guru, orang tua dan saya selaku kader beliau, saya sampaikan terima kasih. Semoga ke depan tidak ada konflik lagi dan PKB akan menjadi besar," kata Gus Choi. (*)