Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) menyakini bahwa penguatan rupiah akan berlanjut hingga 2010 karena pengaruh positif masuknya arus modal asing ke dalam negeri.

"Kami masih memperkirakan bahwa penguatan bisa terus berlanjut, kisarannya lebih baik dari kisaran tahun ini," kata Pelaksana tugas Miranda S Goeltom dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI terkait pembahasan APBN 2010 di Jakarta, Rabu.

Menurut Miranda, asumsi kurs rupiah dalam RAPBN 2010 pada 10.000 sampai 10.500 per dolar AS adalah realistis.

Kisaran nilai tukar yang menjadi asumsi RAPBN 2010 itu lebih rendah dari 2009 yang mencapai 10.000 hingga 11.000 per dolar AS.

Hingga akhir Mei 2009, meski rupiah terus menguat ke level 10.230 per dolar AS, namun rata-rata masih berada di kisaran 11.277 per dolar AS.

Menurut dia, pelan tapi pasti penguatan rupiah terus terjadi karena masuknya aliran dan asing ke emerging market yang dinilai memiliki fundamental kuat seperti Indonesia.

Masuknya modal asing tersebut, menurut dia, diperkirakan akan berlanjut pada 2010. Apa lagi bila Indonesia dinilai sebagai negara emerging market yang memiliki fundamnetal kuat, kebijakan makro ekonomi yang pruden, dan sektor finansial yang kuat, maka aliran dana tersebut diperkirakan tetap kuat.

Masuknya dana ke negara emerging market (leveraging), menurut Miranda, diperkirakan dapat memperbaiki kondisi likuiditas global.

Risiko pembalikan nilai rupiah tetap ada, tergantung dari faktor eksternal, seperti apa behavior-nya.

Sekarang ini, menurut dia, dana asing yang masuk terutama ke surat utang negara (SUN) dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) di pasar modal.
(*)