AS laporkan 661.712 kasus COVID-19
18 April 2020 07:19 WIB
Seorang perawat menghapus air matanya saat ia berdiri di luar NYU Langone Medical Center di 1st Avenue di Manhattan saat Polisi New York (NYPD) dan unit lainnya datang untuk menyemangati dan berterima kasih kepada tenaga kesehatan pada pukul tujuh malam saat penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di New York City, New York, Amerika Serikat, Kamis (16/4/2020). (REUTERS/MIKE SEGAR)
Washington (ANTARA) - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) pada Jumat melaporkan 661.712 kasus virus corona, bertambah 29.164 kasus dari hitungan sebelumnya.
Hal serupa juga terjadi pada jumlah kematian, dengan tambahan 1.978 kematian menjadi 33.049.
CDC memperbarui data kasus penyakit pernapasan yang dikenal COVID-19, yang disebabkan oleh virus corona baru, pada 16 April pukul 4 Waktu Timur, dibanding sehari sebelumnya.
Jumlah DCD itu tentu saja tidak mewakili kasus yang dilaporkan oleh setiap negara bagian.
Baca juga: China desak AS penuhi kewajibannya kepada WHO
Meskipun jumlah pasien baru akibat virus corona masih bertambah, Presiden AS Donald Trump pada Kamis dalam pengarahan hariannya tentang COVID-19 mulai membicarakan kemungkinan pencabutan karantina wilayah di negara bagian.
Menurut Trump, pembukaan kembali negara bagian perlu dilakukan secara bertahap setelah mempertimbangkan beberapa hal seperti adanya kecenderungan penurunan kasus infeksi baru. Sebelum membuka karantina wilayah, otoritas di negara bagian juga perlu melakukan penguatan dalam pengujian atas corona.
Trump mengatakan, pembukaan kembali wilayah secara bertahap penting untuk mencegah kelumpuhan perekonomian yang dampaknya juga cukup serius bagi warga negara AS seperti terjadinya penyalahgunaan obat, stres dan bunuh diri.
Sumber: Reuters
Baca juga: AS minta China revisi aturan ekspor APD corona
Baca juga: Rusia akan terima ventilator dari AS jika dibutuhkan
Hal serupa juga terjadi pada jumlah kematian, dengan tambahan 1.978 kematian menjadi 33.049.
CDC memperbarui data kasus penyakit pernapasan yang dikenal COVID-19, yang disebabkan oleh virus corona baru, pada 16 April pukul 4 Waktu Timur, dibanding sehari sebelumnya.
Jumlah DCD itu tentu saja tidak mewakili kasus yang dilaporkan oleh setiap negara bagian.
Baca juga: China desak AS penuhi kewajibannya kepada WHO
Meskipun jumlah pasien baru akibat virus corona masih bertambah, Presiden AS Donald Trump pada Kamis dalam pengarahan hariannya tentang COVID-19 mulai membicarakan kemungkinan pencabutan karantina wilayah di negara bagian.
Menurut Trump, pembukaan kembali negara bagian perlu dilakukan secara bertahap setelah mempertimbangkan beberapa hal seperti adanya kecenderungan penurunan kasus infeksi baru. Sebelum membuka karantina wilayah, otoritas di negara bagian juga perlu melakukan penguatan dalam pengujian atas corona.
Trump mengatakan, pembukaan kembali wilayah secara bertahap penting untuk mencegah kelumpuhan perekonomian yang dampaknya juga cukup serius bagi warga negara AS seperti terjadinya penyalahgunaan obat, stres dan bunuh diri.
Sumber: Reuters
Baca juga: AS minta China revisi aturan ekspor APD corona
Baca juga: Rusia akan terima ventilator dari AS jika dibutuhkan
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: