Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) meminta pemerintah agar membuat panduan terkait penerapan belajar dari rumah untuk mencapai target yang akan diselesaikan oleh sekolah maupun anak didik.

"Belajar dari rumah sudah dilakukan sekitar satu bulan dan kita tidak tahu apakah ini berlanjut atau tidak. Tapi sejauh ini panduannya belum ada sehingga perlu dibuat," kata Ketua Umum PB PGRI Prof Unifah Rosyidi saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan panduan penerapan belajar dari rumah akibat pandemi COVID-19 yang akan disusun pemerintah itu tidak perlu terlalu teknis, melainkan mesti memiliki target yang harus diselesaikan.

Baca juga: KPAI dorong penetapan kurikulum pendidikan di situasi darurat

"Kita tidak bisa hanya mengatakan silahkan diberi kebebasan, tidak bisa begitu," katanya.

Oleh sebab itu, ujar Unifah, perlu ada target pembelajaran dan penguasaan yang akan dicapai siswa. Kemudian, juga ada materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Apalagi, kata dia, kebijakan belajar dari rumah ini sama sekali tidak pernah dibayangkan semua pihak karena situasi mendesak akibat pandemi COVID-19 serta tidak didesain.

Untuk membuat panduan umum itu, ia menyarankan pemerintah mengadakan pertemuan dengan para ahli, perwakilan PGRI, Dinas Pendidikan serta kementerian terkait supaya program tersebut dapat tetap berjalan fleksibel.

Baca juga: IGI minta DPR awasi pasal dana BOS untuk pembelajaran daring berbayar

"Jadi harus ada panduan itu," katanya.

Di sisi lain, menurutnya, salah satu kebijakan atau kemudahan yang diberikan pemerintah dengan menyediakan materi pelajaran melalui saluran televisi sudah baik dan membantu.

Namun, hal itu saja tidak cukup jika hanya mengandalkan pemberian materi bagi peserta didik melalui media televisi. Sebab, tidak keseluruhannya dapat tersampaikan.

Baca juga: Kemendikbud dorong sinergi berbagai disiplin ilmu
Baca juga: Kemendikbud data 40.081 seniman terdampak COVID-19