Padang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat sudah mengajukan penutupan sementara operasi Bandara Rokot untuk mendukung pemberlakuan karantina wilayah mencegah penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19) di daerah itu.

“Untuk Bandara Rokot kami sudah bersurat ke pemerintah provinsi dan pusat agar operasionalnya untuk dihentikan dulu sementara,” kata Wakil Bupati Mentawai, Kortanius Sabaleake saat dihubungi, Kamis.

Ia menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Mentawai tidak memiliki kewenangan untuk menutup operasional bandara tersebut, sepenuhnya milik Kementerian Perhubungan. Namun demikian, jika tidak bisa ditutup, pihaknya berharap hanya digunakan untuk pengantaran logistik saja, tidak pesawat yang membawa penumpang.

Baca juga: Gubernur Jatim apresiasi donasi relawan bagi penanganan COVID-19

“Kami saat ini memberlakukan karantina wilayah, artinya menutup atau melarang orang masuk ke Mentawai dan begitu sebaliknya, itu sangat tegas ya,” katanya.

Ia mengatakan, berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah Kabupaen Mentawai untuk memutus rantai penularan COVID-19 di daerah itu, selain melakukan karantina wilayah, terbaru pihaknya akan melakukan pembatasan pergerakan bagi masyarakat di Mentawai, atau pergerakan masyarakat dari pulau yang satu ke pulau yang lain.

Lebih lanjut Kortanius mengatakan, kondisi geografis Mentawai yang merupakan daerah kepulauan akan berdampak signifikan jika semua pihak mengabaikan tindakan pencegahan COVID-19 yang saat ini terus digalakkan. Selain itu sarana dan prasarana ditingkat kecamatan juga masih minim.

“Ini yang harus jadi perhatian masyarakat, pencegahan adalah salah satu cara terbaik untuk menghadapi situasi saat ini,” katanya.

Baca juga: Perantau tidak mau isolasi di Sumatera Barat akan dijemput paksa

Ia menambahkan, Pemerintah Kabupaten Mentawai saat ini juga sudah membentuk relawan desa dan menginstruksikan penggunaan dana desa untuk kegiatan pencegahan penyebaran COVID-19.

Ia mengatakan, contoh kegiatan yang bisa dilakukan gugus tugas desa adalah melakukan sosialisasi tentang COVID-19, baik gejala, cara penularan, hingga langkah pencegahan, melakukan penyemprotan disinfektan, hingga memastikan tidak ada kegiatan warga berkumpul.

“Selain itu juga bisa membuat ruang isolasi untuk masyarakat desa yang baru datang, ini semua bagian dari pencegahan penyebaran COVID-19,” katanya.

Baca juga: Naik jadi tiga, kasus PDP COVID-19 di Pesisir Selatan-Sumbar bertambah
Baca juga: Positif COVID-19, pasien di Pasaman Barat dievakuasi ke RS Unand