China bantah virus corona berasal dari lab di Wuhan, merujuk WHO
16 April 2020 17:47 WIB
Seorang anggota staf mengambil sampel vaksin COVID-19 nonaktif di sebuah pabrik produksi vaksin milik China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) di Beijing, China, 11 April 2020. China telah menyetujui dua kandidat vaksin COVID-19 nonaktif untuk uji klinis. Dua kandidat vaksin tersebut dikembangkan oleh Institut Produk Biologi Wuhan di bawah China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) dan Sinovac Research and Development Co.Ltd, sebuah perusahaan yang berbasis di Beijing. ANTARA FOTO/Xinhua/Zhang Yuwei/pras.
Beijing (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri China, Kamis, menyebut bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan tidak ada bukti yang menunjukkan virus corona diproduksi di sebuah laboratorium di negara itu.
Juru bicara kementerian, Zhao Lijian, menyampaikan hal itu untuk menjawab pertanyaan media mengenai tuduhan bahwa virus corona jenis baru berasal dari laboratorium di Wuhan, episentrum pandemi COVID-19 sekaligus tempat pertama penyakit itu muncul.
Sejak kasus pertama terjadi, kini virus corona telah menjangkiti lebih dari dua juta orang di seluruh dunia dengan 135 ribu lebih kasus berujung kematian.
Dalam jumpa pers harian, Zhao merujuk pada para pejabat WHO yang "berulang kali telah menyatakan bahwa tidak ada bukti virus corona jenis baru diciptakan di sebuah laboratorium."
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa pemerintahannya tengah menyelidiki kemungkinan virus COVID-19 berasal dari laboratorium di Wuhan.
Baca juga: Trump tuding WHO condong ke China, gagal tangani virus corona
Sementara Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menyebut China "harus jelas" menyampaikan informasi yang mereka ketahui.
Meskipun begitu, pernyataan Zhao tidak secara langsung ditujukan sebagai balasan atas komentar Trump tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Dirjen WHO: Penanganan pandemi COVID-19 akan ditinjau "pada waktunya"
Baca juga: Kepala WHO bela penanganan pandemi COVID-19 terhadap kritik Trump
Juru bicara kementerian, Zhao Lijian, menyampaikan hal itu untuk menjawab pertanyaan media mengenai tuduhan bahwa virus corona jenis baru berasal dari laboratorium di Wuhan, episentrum pandemi COVID-19 sekaligus tempat pertama penyakit itu muncul.
Sejak kasus pertama terjadi, kini virus corona telah menjangkiti lebih dari dua juta orang di seluruh dunia dengan 135 ribu lebih kasus berujung kematian.
Dalam jumpa pers harian, Zhao merujuk pada para pejabat WHO yang "berulang kali telah menyatakan bahwa tidak ada bukti virus corona jenis baru diciptakan di sebuah laboratorium."
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa pemerintahannya tengah menyelidiki kemungkinan virus COVID-19 berasal dari laboratorium di Wuhan.
Baca juga: Trump tuding WHO condong ke China, gagal tangani virus corona
Sementara Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menyebut China "harus jelas" menyampaikan informasi yang mereka ketahui.
Meskipun begitu, pernyataan Zhao tidak secara langsung ditujukan sebagai balasan atas komentar Trump tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Dirjen WHO: Penanganan pandemi COVID-19 akan ditinjau "pada waktunya"
Baca juga: Kepala WHO bela penanganan pandemi COVID-19 terhadap kritik Trump
Penerjemah: Suwanti
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: