Lab test COVID-19 di tujuh universitas mulai beroperasi minggu ini
16 April 2020 15:08 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Hasibuan (kanan) bersama Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Runtung Sitepu (kiri) menyaksikan petugas Kemenkes mengoperasikan alat Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk pemeriksaan spesimen swab tenggorokan pasien terduga COVID-19 di Laboratorium Rumah Sakit USU Medan, Sumatera Utara, Kamis (16/4/2020). ANTARA FOTO/Septianda Perdana/foc.
Jakarta (ANTARA) - Bantuan set laboratorium test COVID-19 berbasis RT-PCR (Reverse Transciption-Polimerase Chain Reaction) yang diberikan ke fakultas kedokteran/rumah sakit akademik di tujuh universitas negeri di Indonesia akan mulai beroperasi mulai minggu ini.
Bantuan lab tes COVID-19 itu didonasikan atas kerja sama Kemenko Kemaritiman dan Investasi bersama Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) ke Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Udayana, dan Universitas Sumatera Utara.
"Kami memberikan bantuan full satu set lab yang terdiri dari mesin ekstraksi RNA automatis, PCR, swab kit, reagen untuk ekstraksi RNA, baik yang manual maupun automatis, dan test kit untuk PCR. Laporan yang saya terima, distribusi alat sudah berjalan sejak minggu lalu dan akan terus berlanjut sampai minggu depan. Kita harapkan mulai minggu ini sudah mulai bekerja, dan minggu depan bisa full capacity 1.000 tes/hari untuk setiap lab," kata Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, alat-alat yang didonasikan itu nantinya juga akan membantu penelitian terhadap virus-virus penyakit di Indonesia, sehingga jika ada wabah serupa, Indonesia sudah siap dengan kapasitas uji coba yang baik.
Baca juga: Amazon bangun laboratorium tes COVID-19 untuk pekerja
Baca juga: Kementan siap dukung penyediaan laboratorium untuk tangani COVID-19
Selain alat lab test COVID-19, Kemenko Kemaritiman dan Investasi juga telah membantu Gugus Tugas mendistribusikan alat-alat kesehatan seperti baju pelindung, masker N95, kacamata medis, sarung tangan medis, dan pelindung muka yang jumlah keseluruhannya mencapai lebih dari 1 juta unit.
Diakui Luhut, saat ini masih ada keterbatasan yang dihadapi dalam penanganan pandemi COVID-19, seperti kurangnya reagen untuk ekstraksi RNA sehingga menghambat kecepatan dalam melakukan tes berbasis PCR.
Hal ini terjadi tidak hanya di Indonesia, namun juga negara-negara lain.
"Dalam minggu depan, kita akan mendatangkan reagen ekstraksi RNA secara manual untuk 50 ribu tes dan tambahan 50 ribu tes secara gradual untuk reagen ekstraksi RNA secara automatis. Jadi total 100 ribu test. Begitu datang akan kita distribusikan langsung ke lab-lab yang membutuhkan," katanya.
Ia meyakini, dengan peningkatan kapasitas testing, maka strategi penanganan pandemi COVID-19 ini akan lebih baik, pelacakan bisa dilakukan dan orang-orang yang terkena covid19 mendapatkan penanganan yang dibutuhkan, apakah isolasi atau di rawat di rumah sakit sehingga jumlah korban bisa ditekan.
"Kalau kita lihat data per 15 April, rasio jumlah yang sembuh dibandingkan total jumlah yang positif adalah 8,7 persen, sementara rasio yang meninggal sedikit lebih tinggi di 9,1 persen. Angka ini jauh mengalami perbaikan dibandingkan data per 1 April di mana rasio yang sembuh hanya 6,1 persen dan yang meninggal sebesar 9,4 persen," katanya.
Kondisi tersebut, dinilainya menunjukkan upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam penanganan COVID-19 mulai menunjukkan hasil.
"Pemerintah akan terus melakukan upaya-upaya ekstra agar pandemi COVID-19 ini bisa segera diatasi. Jadi masyarakat tidak perlu panik dan stress karena itu justru akan menurunkan imunitas tubuh," pungkas Luhut.
Baca juga: KSAD minta pengadaan laboratorium tes cepat di RSPAD dipercepat
Bantuan lab tes COVID-19 itu didonasikan atas kerja sama Kemenko Kemaritiman dan Investasi bersama Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) ke Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Udayana, dan Universitas Sumatera Utara.
"Kami memberikan bantuan full satu set lab yang terdiri dari mesin ekstraksi RNA automatis, PCR, swab kit, reagen untuk ekstraksi RNA, baik yang manual maupun automatis, dan test kit untuk PCR. Laporan yang saya terima, distribusi alat sudah berjalan sejak minggu lalu dan akan terus berlanjut sampai minggu depan. Kita harapkan mulai minggu ini sudah mulai bekerja, dan minggu depan bisa full capacity 1.000 tes/hari untuk setiap lab," kata Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, alat-alat yang didonasikan itu nantinya juga akan membantu penelitian terhadap virus-virus penyakit di Indonesia, sehingga jika ada wabah serupa, Indonesia sudah siap dengan kapasitas uji coba yang baik.
Baca juga: Amazon bangun laboratorium tes COVID-19 untuk pekerja
Baca juga: Kementan siap dukung penyediaan laboratorium untuk tangani COVID-19
Selain alat lab test COVID-19, Kemenko Kemaritiman dan Investasi juga telah membantu Gugus Tugas mendistribusikan alat-alat kesehatan seperti baju pelindung, masker N95, kacamata medis, sarung tangan medis, dan pelindung muka yang jumlah keseluruhannya mencapai lebih dari 1 juta unit.
Diakui Luhut, saat ini masih ada keterbatasan yang dihadapi dalam penanganan pandemi COVID-19, seperti kurangnya reagen untuk ekstraksi RNA sehingga menghambat kecepatan dalam melakukan tes berbasis PCR.
Hal ini terjadi tidak hanya di Indonesia, namun juga negara-negara lain.
"Dalam minggu depan, kita akan mendatangkan reagen ekstraksi RNA secara manual untuk 50 ribu tes dan tambahan 50 ribu tes secara gradual untuk reagen ekstraksi RNA secara automatis. Jadi total 100 ribu test. Begitu datang akan kita distribusikan langsung ke lab-lab yang membutuhkan," katanya.
Ia meyakini, dengan peningkatan kapasitas testing, maka strategi penanganan pandemi COVID-19 ini akan lebih baik, pelacakan bisa dilakukan dan orang-orang yang terkena covid19 mendapatkan penanganan yang dibutuhkan, apakah isolasi atau di rawat di rumah sakit sehingga jumlah korban bisa ditekan.
"Kalau kita lihat data per 15 April, rasio jumlah yang sembuh dibandingkan total jumlah yang positif adalah 8,7 persen, sementara rasio yang meninggal sedikit lebih tinggi di 9,1 persen. Angka ini jauh mengalami perbaikan dibandingkan data per 1 April di mana rasio yang sembuh hanya 6,1 persen dan yang meninggal sebesar 9,4 persen," katanya.
Kondisi tersebut, dinilainya menunjukkan upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam penanganan COVID-19 mulai menunjukkan hasil.
"Pemerintah akan terus melakukan upaya-upaya ekstra agar pandemi COVID-19 ini bisa segera diatasi. Jadi masyarakat tidak perlu panik dan stress karena itu justru akan menurunkan imunitas tubuh," pungkas Luhut.
Baca juga: KSAD minta pengadaan laboratorium tes cepat di RSPAD dipercepat
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020
Tags: