London (ANTARA) - Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock menyebut pada Kamis bahwa masih terlalu dini untuk mencabut kebijakan karantina wilayah di negaranya meskipun wabah COVID-19 mulai mencapai puncak krisis.
"Kami kira akan terlalu dini untuk membuat pengubahan. Sementara kami melihat angka kasus infeksi mulai mendatar dan bersyukur kasus kematian juga demikian, namun kurva belum menurun," kata Hancock.
Kementerian Kesehatan Inggris melaporkan kasus kematian akibat COVID-19 di rumah sakit meningkat 761 kasus pada 15 April hingga jumlahnya kini mencapai 12.868, dan angka itu diperkirakan jauh lebih besar jika dilakukan perhitungan lebih luas.
Baca juga: Inggris akan berlakukan kebijakan "lockdown" hingga 7 Mei
Baca juga: Pesan Paskah Ratu Elizabeth: "virus corona tidak akan kalahkan kita"
"Jika kami mencabut semua langkah kebijakan sekarang, mungkin saja virus ini akan menyebar tanpa kendali untuk yang kedua kalinya. Dan kami tidak mungkin membiarkan hal itu terjadi," ujar Hancock.
Neil Ferguson, seorang profesor yang turut membentuk sikap pemerintah dalam menanggapi wabah, juga menyebut bahwa Inggris mungkin harus mempertahankan kebijakan pembatasan sosial dalam tingkatan tertentu hingga tersedia vaksin virus corona.
"Kita harus pertahankan pembatasan sosial dalam level tertentu yang signifikan, barangkali terus menerus hingga kita mendapatkan vaksin," kata Ferguson dalam wawancara dengan Radio BBC.
Sumber: Reuters
Baca juga: Perempuan usia 106 tahun di Inggris sembuh dari COVID-19
Baca juga: Klub-klub Liga Inggris yang cutikan staf karena COVID-19
Menteri sebut terlalu dini untuk mencabut "lockdown" di Inggris
16 April 2020 15:00 WIB
Petunjuk menjaga jarak sejauh 2 meter untuk umum dipasang di Dalston saat pandemi virus corona (COVID-19) masih berlanjut, di London, Inggris, Selasa (14/4/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Hannah McKay/AWW/djo
Penerjemah: Suwanti
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: