Jumlah relawan COVID-19 capai 23.472 orang
16 April 2020 11:21 WIB
Koordinator Relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Andre Rahadian (kanan) bersama Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (kiri) menyampaikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (26/3/2020). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Koordinator Relawan Gugus Tugas Penanganan COVID-19, Andre Rahadian, mengatakan hingga Kamis tercatat 23.472 orang terdaftar dalam relawan COVID-19.
Dari jumlah tersebut 4.401 orang di antaranya merupakan relawan medis, sementara 19.071 orang lainnya termasuk relawan non-medis.
"Ini tersebar dari provinsi Aceh hingga Papua, semua ada, yang paling besar memang di Jawa Barat, sekitar 5.900 orang," ujar Andre dalam konferensi pers secara daring di kantor Graha BNPB, Jakarta, Kamis.
Baca juga: Gugus Tugas Penanganan COVID-19 targetkan 10.000 tes PCR per hari
Baca juga: #20detikcucicorona dari Robi Navicula, Jason Ranti hingga /rif
Untuk relawan medis, tim relawan gugus tugas bekerja sama dengan BPPSDM Kesehatan. Andre mengatakan kebutuhan untuk relawan medis masih sangat diperlukan seiring dengan kebutuhan dari rumah sakit rujukan dan rumah sakit darurat terus masuk, yang pada umumnya adalah dokter dan perawat.
Oleh karena itu, Andre mengajak seluruh relawan medis untuk terus mendaftar. Demikian pula dengan relawan non-medis.
Meski telah bekerja sama dengan banyak organisasi, seperti Basnaz dan KNPI, Andre juga mengajak relawan untuk mendaftar melalui organisasi tersebut ataupun melalui desk relawan di BNPB.
"Jadi di Gugus Tugas ini, kita punya desk relawan sendiri yang menerima pendaftaran, dan saya rasa karena ini bentuknya adalah untuk bersama-sama semua pihak, makin banyak relawan dengan bisa semakin banyak wilayah yang masuk semakin baik," kata Andre.
Baca juga: Ratusan relawan direkrut jadi "teman ngobrol" untuk ODP dan PDP
Baca juga: 22.000 relawan bergabung dalam Gugus Tugas Penanganan COVID-19
Sementara itu, Andre mengatakan telah melakukan pelatihan untuk relawan non-medis yang berjumlah 80 persen dari total jumlah relawan COVID-19.
"Kita akan dan sudah melakukan pelatihan kemarin untuk sekitar 250 orang, ini sudah dilakukan secara online, di mana kita harapkan teman-teman relawan ini bisa menjadi gugus terdepan dalam memutus penyebaran COVID-19, serta membantu ke depannya bagaimana kita bisa menangani COVID-19 ini dengan baik," kata Andre.
Sebagian besar mereka yang mendaftar sebagai relawan COVID-19, menurut Andre, memiliki semangat kemanusiaan dan rasa gotong royong.
"Mereka melihat bahwa ini adalah tantangan yang harus kita hadapi bersama, virus ini bisa menjangkiti semua orang, sehingga rasa persatuan dan kesatuan ingin menolong ini sangat besar," ujar Andre.
"Kita lihat semua orang yang memiliki kemampuan, baik medis maupun non-medis, yang ada kelebihan dana, atau yang punya waktu, ini sama-sama bergabung di tim relawan ini untuk membantu pemerintah maupun komunitasnya sendiri agar bisa cepat menangani penyebaran COVID-19," tambah dia.
Baca juga: Relawan Gibran salurkan 1.000 APD ke 12 rumah sakit
Baca juga: Honda Odyssey jadi armada pengantar pasien corona di Jepang
Baca juga: Kamidia Radisti sempat kesulitan beri pengertian anak soal corona
Dari jumlah tersebut 4.401 orang di antaranya merupakan relawan medis, sementara 19.071 orang lainnya termasuk relawan non-medis.
"Ini tersebar dari provinsi Aceh hingga Papua, semua ada, yang paling besar memang di Jawa Barat, sekitar 5.900 orang," ujar Andre dalam konferensi pers secara daring di kantor Graha BNPB, Jakarta, Kamis.
Baca juga: Gugus Tugas Penanganan COVID-19 targetkan 10.000 tes PCR per hari
Baca juga: #20detikcucicorona dari Robi Navicula, Jason Ranti hingga /rif
Untuk relawan medis, tim relawan gugus tugas bekerja sama dengan BPPSDM Kesehatan. Andre mengatakan kebutuhan untuk relawan medis masih sangat diperlukan seiring dengan kebutuhan dari rumah sakit rujukan dan rumah sakit darurat terus masuk, yang pada umumnya adalah dokter dan perawat.
Oleh karena itu, Andre mengajak seluruh relawan medis untuk terus mendaftar. Demikian pula dengan relawan non-medis.
Meski telah bekerja sama dengan banyak organisasi, seperti Basnaz dan KNPI, Andre juga mengajak relawan untuk mendaftar melalui organisasi tersebut ataupun melalui desk relawan di BNPB.
"Jadi di Gugus Tugas ini, kita punya desk relawan sendiri yang menerima pendaftaran, dan saya rasa karena ini bentuknya adalah untuk bersama-sama semua pihak, makin banyak relawan dengan bisa semakin banyak wilayah yang masuk semakin baik," kata Andre.
Baca juga: Ratusan relawan direkrut jadi "teman ngobrol" untuk ODP dan PDP
Baca juga: 22.000 relawan bergabung dalam Gugus Tugas Penanganan COVID-19
Sementara itu, Andre mengatakan telah melakukan pelatihan untuk relawan non-medis yang berjumlah 80 persen dari total jumlah relawan COVID-19.
"Kita akan dan sudah melakukan pelatihan kemarin untuk sekitar 250 orang, ini sudah dilakukan secara online, di mana kita harapkan teman-teman relawan ini bisa menjadi gugus terdepan dalam memutus penyebaran COVID-19, serta membantu ke depannya bagaimana kita bisa menangani COVID-19 ini dengan baik," kata Andre.
Sebagian besar mereka yang mendaftar sebagai relawan COVID-19, menurut Andre, memiliki semangat kemanusiaan dan rasa gotong royong.
"Mereka melihat bahwa ini adalah tantangan yang harus kita hadapi bersama, virus ini bisa menjangkiti semua orang, sehingga rasa persatuan dan kesatuan ingin menolong ini sangat besar," ujar Andre.
"Kita lihat semua orang yang memiliki kemampuan, baik medis maupun non-medis, yang ada kelebihan dana, atau yang punya waktu, ini sama-sama bergabung di tim relawan ini untuk membantu pemerintah maupun komunitasnya sendiri agar bisa cepat menangani penyebaran COVID-19," tambah dia.
Baca juga: Relawan Gibran salurkan 1.000 APD ke 12 rumah sakit
Baca juga: Honda Odyssey jadi armada pengantar pasien corona di Jepang
Baca juga: Kamidia Radisti sempat kesulitan beri pengertian anak soal corona
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020
Tags: