Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengusulkan biaya distribusi dan marjin penyediaan elpiji tabung 3 kg (beta) sebagai perhitungan subsidi tahun anggaran 2010 sebesar Rp1.797 per kg.

Dirjen Migas Departemen ESDM Evita Legowo dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Kamis mengungkapkan, biaya distribusi tersebut sudah termasuk penyimpanan (handling) mengingat elpiji membutuhkan penanganan lebih khusus dibandingkan BBM.

"Komponen beta terdiri dari biaya penyimpanan, sarana prasarana distribusi yakni tabung, depresiasi fasilitas distribusi dan tabung, biaya distribusi ke agen, dan marjin badan usaha yang wajar," katanya.

Ia merinci, biaya penyimpanan terdiri dari biaya operasi depot, sewa terminal dan kehilangan sebesar Rp497,73 per kg, biaya sarana prasarana distribusi berupa pengadaan tabung termasuk depresiasi fasilitas distribusi dan tabung Rp103,51, biaya distribusi tabung 3 kg ke agen Rp904,06, dan marjin badan usaha yang wajar Rp292 per kg.

Evita menambahkan, subsidi elpiji 3 kg merupakan selisih antara harga patokan dikurangi harga jual eceran yang sudah termasuk marjin badan usaha dan pajak pertambahan nilai (PPN).

Harga patokan adalah harga elpiji berdasarkan harga kontrak (contract price-CP) Aramco Plus ditambah beta.

CP Aramco Plus tersebut dengan asumsi harga di atas kapal (freight on board/FOB), termasuk biaya angkut kapal (freight cost), termasuk biaya proses dari elpiji berpendingin (refrigerated) ke bertekanan (pressurized), dan pajak impor sebesar lima persen.

Harga jual eceran elpiji 3 kg yang sudah dijual sekarang ini sebesar Rp4.250 per kg sudah termasuk marjin agen atau pangkalan Rp400 per kg dan PPN 10 persen.

Patokan harga CP Aramco saat ini adalah sebesar 501 dolar AS per metrik ton, freight cost 68,64 dolar AS per metrik ton, dan bea impor Rp103,81 per kg. (*)