Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Pemkab Trenggalek, Jawa Timur menyiapkan sejumlah rumah singgah di setiap kecamatan untuk menampung warganya yang nekat mudik Lebaran meski telah dilarang untuk mengantisipasi sekaligus mencegah penularan virus corona (COVID-19).

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, Rabu mengatakan sementara ini menyiapkan 14 gedung sekolah yang dialihfungsikan menjadi rumah singgah bagi pemudik Lebaran.

Jumlah itu bisa saja ditambah dengan melihat perkembangan ke depan, kendati ia lebih berharap warga patuh untuk tidak mudik dulu demi mencegah dan memutus rantai penularan COVID-19.
Baca juga: Trenggalek luncurkan paket kebijakan ekonomi selama pandemi COVID-19

"Kabupaten Trenggalek menyiagakan rumah singgah sekaligus ruang observasi pelayanan COVID-19 ini ditujukan bagi mereka yang masih memaksa mudik dan tidak memungkinkan untuk melaksanakan isolasi mandiri di rumah. Maka kami observasi dahulu di tempat yang telah disediakan," kata Nur Arifin usai meninjau rumah singgah sementara di SMPN 1 Pogalan, Trenggalek.

Di tempat singgah ini, Pemkab Trenggalek menyiagakan li.a ruang dan masing masing ruang bisa menampung lima sampai enam bed (kasur), sehingga bila difungsikan secara maksimal bisa menampung hingga 100 orang.
Bupati Trenggalek Moch Nur Arifin bersama Kapolres Trenggalek AKBP Jean Calvijn Simanjuntak meninjau rumah singgah di SMPN 1 Pogalan, Trenggalek, Rabu (14/4/2020) (Foto HO Humas Pemkab Trenggalek)

Rumah singgah ini nantinya juga akan dilengkapi dapur umum, yang logistiknya disediakan oleh Dinas Sosial.

Namun yang masak nantinya kalau bisa UMKM setempat sehingga pelaku ekonomi ini bisa tergerak.

"Nanti setiap kecamatan kami ploting minimal ada satu, tetapi dari Dinas Pendidikan sesuai arahan gubernur sekolah-sekolah kami gunakan sebagai rumah singgah sementara," katanya.

Dinas Pendidikan Kabupaten Trenggalek sendiri sudah menyiapkan tiga sampai lima opsi, baik SD maupun SMP.
Baca juga: Cegah COVID-19, Trenggalek tutup 40 titik jalan masuk wilayahnya

Namun saat ini proyeksi disiapkan dulu setiap kecamatan satu lokasi rumah singgah.

"Namun kami berharap meskipun rumah singgah sudah disiapkan, tempat ini bisa kosong. Artinya semua orang bisa disiplin bisa melaksanakan tidak mudik, sehingga tidak menjadi beban atau risiko bagi tempat yang didatangi," ujarnya.

berharap ada edukasi kepada masyarakat sehingga tidak ada stigma buruk terhadap rumah singgah atau ruang isolasi ini, bahkan kepada mereka yang nantinya disinggahkan dalam tempat tersebut.

"Jangan ada stigma negatif kepada mereka dan tempat ini, karena tempat ini kita persiapkan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona yang kemungkinan bisa terbawa oleh masyarakat yang melaksanakan mudik," ujarnya.
Baca juga: Trenggalek siapkan 5.000 kartu penyangga ekonomi dampak COVID-19