Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore menguat pasca-pengumuman neraca perdagangan surplus pada Maret.

Rupiah ditutup menguat 70 poin atau 0,45 persen menjadi Rp15.575 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.645 per dolar AS.

"Ini menandakan pasar kembali stabil dan optimis sehingga arus modal asing kembali membanjiri pasar valas dan obligasi dalam negeri," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Rabu.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2020 mengalami surplus 743,4 juta dolar AS, lebih tinggi dari konsensus 544 juta dolar AS. Nilai ekspor 14,09 miliar dolar AS dan impor 13,35 miliar dolar AS.

Baca juga: Rupiah diprediksi terus menguat hari ini, jelang rilis neraca dagang

Dari eksternal, pasar merespons positif setelah bank sentral AS, The Federal Reserve (Fed) merilis program pinjaman besar baru semalam. Presiden AS Donald Trump pun mengatakan bahwa ia bermaksud untuk membuka kembali negara itu pada 1 Mei ketika kematian setiap hari akibat COVID-19 mulai menurun.

Pelaku pasar juga lega karena sinyal perlambatan penyebaran COVID-19 semakin kuat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien positif COVID-19 di seluruh dunia per 14 April 2020 adalah sekitar 1,84 juta orang, naik 4,05 dibandingkan hari sebelumnya.

Rupiah pada pagi hari dibuka stagnan di posisi Rp15.645 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp15.570 per dolar AS hingga Rp15.668 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan rupiah menguat menjadi Rp15.707 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp15.722 per dolar AS.

Baca juga: BPS catat neraca perdagangan RI Maret 2020 surplus 743,4 juta dolar

Baca juga: Soal alat kesehatan, Presiden Jokowi: Jangan sampai semua diekspor