Jakarta (ANTARA News) - Rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta, Senin sore, melemah 10 poin, di tengah menurunnya tekanan dari menguatnya dolar AS.

Rupiah ditransaksikan pada 10.270/10.280 per dolar AS, setelah pada Jumat pekan lalu ditutup pada 10.260/10.270.

Pengamat pasar uang Edwin Sinaga di Jakarta Senin mengatakan, tekanan terhadap rupiah wajar karena pekan lalu menguat tajam hingga di bawah 10.300 per dolar AS.

Melemahnya rupiah itu, terutama disebabkan muncul laporan bahwa Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada triwulan I 2009 turun menjadi 96,91 dari 102,19 triwulan IV 2008, katanya

Begitu juga dengan nilai ITB triwulan II 2009, diperkirakan turun menjadi 98,35 sehingga kondisi bisnis akan melemah.

"Namun penurunanya lebih lambat dibandingkan triwulan I 2009," tambahnya.

Aksi melepas rupiah masih dalam jumlah yang relatif kecil sehingga rupiah hanya melemah tipis.

Rupiah kedepan masih berpeluang menguat karena pengaruh melemahnya dolar AS terhadap yen, ujarnya.

Ia memperkirakan, rupiah berpeluang besar menguat mencapai 10.000 per dolar AS.

Pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 4,4 persen pada kuartal pertama 2009, memberikan keyakinan bagi pelaku pasar asing menempatkan dananya di Indonesia.

Angka pertumbuhan itu menempatkan Indonesia menjadi negara ketiga di Asia yang pertumbuhan ekonominya cukup baik, setelah China dan India (masing-masing tumbuh enam dan lima persen).
(*)